close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anies Baswedan akan menyulap gedung pemerintahan menjadi area komersial dan taman alias ruang terbuka hijau. / Antara Foto
icon caption
Anies Baswedan akan menyulap gedung pemerintahan menjadi area komersial dan taman alias ruang terbuka hijau. / Antara Foto
Nasional
Jumat, 30 Agustus 2019 00:27

Ibu kota pindah, Anies sulap gedung pemerintah jadi taman

Anies Baswedan akan menyulap gedung pemerintahan menjadi area komersial dan taman alias ruang terbuka hijau.
swipe

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan bahwa Jakarta tetap menjadi pusat perekonomian Indonesia meskipun ibu kota dipindahkan ke Kalimantan Timur. Pasalnya, lahan-lahan yang semula digunakan sebagai perkantoran akan menjadi tempat yang berdampak bagi perekonomian dan lingkungan bagi Jakarta.

Anies menegaskan bahwa nantinya perkantoran tersebut sebagain akan menjadi wilayah komersil. Sementara sebagian lagi akan menjadi taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH). Dengan demikian, efeknya akan menjadi lingkungan hidupnya baik dan gedung yang dikomersilkan membantu perekonomian Jakarta. 

"Karena, kalau jadi komersial artinya ada kegiatan pembangunan dan itu menyerap tenaga kerja dan ada kegiatan usaha. Secara natural memang Jakarta sudah menjadi ibu kota ekonomi Indonesia," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (29/8). 

Selain itu, pergerakan ekonomi di Jakarta sulit disaingi oleh daerah lain. Hal ini mengingat produk domestik bruto atau Gross Domestic Product (GDP) Jakarta paling tinggi di Indonesia. 

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Jakarta 2018 menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.559,17 triliun. Angka ini naik 8,2% dari tahun sebelumnya Rp2.365,36 triliun. "Jakarta menyumbang 17%-18% dari GDP nasional," kata Anies. 

Anies mengaku juga akan meningkatkan pembangunan untuk memudahkan kegiatan mobilitas masyarakat di Jakarta. Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas angkutan umum.

"Anda lihat sendiri sekarang datanya menunjukan bahwa dalam waktu dua tahun ini terjadi peningkatan sangat signifikan terhadap jumlah pengguna kendaraan umum. Terjadi penurunan tingkat kemacetan. Jadi kita sudah dalam track yang benar tinggal kita percepat dan perbanyak jangakauannya," ujarnya.

Nantinya Pemprov DKI juga akan mempermudah fasilitas mulai dari perizinan sampai dengan pembangunan. Sehingga kegiatan usaha dapat bejalan efisien. Anies juga menilai potensi pariwisata di Jakarta akan menambah pendapatan di provinsi tersebut. 

Meski demikian, Anies akan menunggu terlebih dahulu langkah-langkah pemerintahan pusat dalam pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. 

Kota pesaing Jakarta

Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna berpendapat bahwa ada potensi kota-kota baru yang akan menjadi pesaing bagi Jakarta untuk menggeser pusat perekonomian Indonesia.

Pergeseran tersebut akan terjadi apabila Jakarta tidak dapat mempertahankan gelar tersebut. Apalagi, dengan pembangunan infrastruktur di kota lain yang lebih baik menjadi salah satu pendorong menggantikan Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia.

"Bisa berpindah dan bergeser, bahkan akan banyak saingan baru seperti BSD. Sebab, BSD sudah memiliki pusat perdagangan, gedung pameran, dan dekat bandara. Kota yang dekat bandara itu akan lebih menarik," ujar Yayat kepada reporter Alinea.id.

Selain itu, Jakarta juga berpotensi akan memiliki saingan untuk menjadi kota metropolitan. Yayat menyebut, Bekasi dan Tangerang akan menjadi kota Metropolitan baru karena transportasi yang memadai. 

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah mengatakan bahwa pusat perekonomian akan tetap berada di Jakarta. 

Menurutya, Jakarta akan sulit tergantikan dengan kota manapun untuk menyandang gelar pusat perekonomian Indonesia. "Pusat perekonomian itu enggak bisa digantikan seperti mindahin ibu kota pusat perekonomian itu sudah terbentuk oleh pasar dan tidak tergantikan oleh mereka," kata Pieter. 

Pieter menilai bahwa perekonomian di Jakarta akan stabil bahkan memiliki kesempatan untuk maju lebih baik lagi. Pasalnya, pembangunan di Jakarta terus berjalan dan bisnis akan terus berlangsung.

"Seperti di Amerika. New York merupakan kota pusat ekonomi dan bisnis di Amerika Serikat (AS), sementara ibu kota yang merupakan pusat pemerintahan berada di Washington DC," kata Pieter.

Lebih lanjut, kata Pieter, yang berpindah adalah ibu kotanya bukan pengusahanya. "Investasi pun akan tetap jalan di Jakarta," ucapnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Kenapa ibu kota harus pindah? Jakarta saat ini menyangga beban yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa. Bahkan, sebagai lokasi bandar udara dan pelabuhan laut terbesar di Indonesia. Kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah, polusi udara dan air kota ini harus segera kita tangani. Ini bukan kesalahan Pemprov DKI Jakarta. Bukan. Ini karena besarnya beban yang diberikan perekonomian Indonesia kepada Pulau Jawa dan kepada Jakarta. Kesenjangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa yang terus meningkat, meski sejak 2001 sudah dilakukan otonomi daerah. Selain itu, beban Pulau Jawa juga semakin berat. Penduduknya sudah 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia, dan 58 persen PDB ekonomi Indonesia itu ada di Pulau Jawa. Kita tidak bisa terus menerus membiarkan beban Jakarta dan beban Pulau Jawa yang semakin berat itu.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan