close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga Tanjung Priok melakukan aksi menuntut Menkumham Yasonna Laoly minta maaf soal ucapan yang menyebut Tanjung Priok merupakan wilayah sarat tindak kriminal, Jakarta, Rabu (22/1)/Foto Antara Wahyu Putro.
icon caption
Warga Tanjung Priok melakukan aksi menuntut Menkumham Yasonna Laoly minta maaf soal ucapan yang menyebut Tanjung Priok merupakan wilayah sarat tindak kriminal, Jakarta, Rabu (22/1)/Foto Antara Wahyu Putro.
Nasional
Kamis, 23 Januari 2020 15:56

Crazy rich Tanjung Priok apresiasi permintaan maaf Yasonna

Wakil Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengaku sempat kesal.
swipe

Permintaan maaf Menteri Hukum dan HAM (MenkumHAM), Yasonna Laoly ihwal pernyataan tingginya kriminalitas di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, diapresiasi Wakil Komisi III DPR, Ahmad Sahroni.

Menurut politikus NasDem yang dijuluki crazy rich ini, permintaan maaf MenkumHAM itu harus juga dilihat oleh masyarakat Tanjung Priok sehingga masalah ini tak berlanjut dan dibesar-besarkan.

"Sudah selesai tadi malam. Ama Tanjung Priok Pak Yasonna wes selesai. Apresiasi, sudah tidak perlu diperpanjang," kata Sahroni di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1).

Sahroni memang sempat kesal dengan pernyataan Yasonna meski mengklaim berdasarkan bukti ilmiah, karena disampaikan secara terbuka ke publik.

"Itu kan kajian tentang akademisi, masyarakat bawah ini kan tidak paham. Kalau kita kita intelektual pasti memahami. Tapi di situ kalau pun ada kriminalitas ada kemiskinan, mestinya tidak usah disampaikan dalam publik manapun. Kenapa? Karena ini condong pada satu wilayah," jelasnya.

Dia menambahkan, aksi masyarakat Tanjung Priok di depan gedung KemenkumHAM kemarin berlangsung damai. Aksi tersebut, lanjut dia, berangkat dari keresahan dan kekesalan warga.

Dia berharap Yasonna bisa mengambil hikmah dari masalah ini, termasuk pejabat publik lainnya agar tidak mengumbar pernyataan yang memicu keresahan publik, sekalipun itu ilmiah.

Hati-hati dengan lidah

Senada dengan Sahroni, rekan separtainya di PDI-P yang juga Ketua Komisi III DPR l, Herman Herry mengingatkan Yasonna agar lebih hati-hati melempar pernyataan di depan publik.

"Dalam fungsi pengawasan sebagai politisi, MenkumHAM juga politisi, saya hanya bilang mbok ya lain kali hati-hati dengan lidah. Walaupun saya juga seringkali keseleo dalam lidah," ujar Herman.

Herman meluruskan bahwa Yasonna tidak bermaksud menghina masyarakat Tanjung Priok. Bagi dia, kasus ini hanyalah miss persepsi sejumlah pihak yang tidak utuh membaca pernyataan Yasonna.

"Salahnya beliau menyebutkan nama satu daerah, kemudian mengutip secara sepotong. Maka timbullah ketersinggungan," ujar Herman.

Sebelumnya, dalam kesempatan menghadiri acara "Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)" di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (16/1), Yasonna sempat memberikan materi mengenai kriminalitas.

Dalam sambutannya, Yasonna menyebut kemiskinan merupakan sumber tindakan kriminal. karena itu semua pihak harus peduli dan menyelesaikan masalah ini bersama.

Hanya saja, sebagai pembanding, Yasonna menyebutkan wilayah Tanjung Priok sebagai contoh daerah miskin yang banyak melahirkan kriminalitas. Hal itu, kata Yasonna tidak terjadi di wilayah elite seperti Menteng.

Pernyataan ini memicu reaksi masyarakat Tanjung Priok. Mereka mendatangi Gedung KemenkumHAM, di Jalan Haji Rasuna Said Kav 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan, dan berujung pada permintaan maaf Yasonna.

"Saya berharap permintaan maaf ini bisa menyelesaikan setiap perdebatan," kata MekumHAM Yasonna.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan