PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) langsung memberikan portal sebagai penutup di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Kampung Silebu, Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang pada Selasa (26/7). Lokasi itu merupakan titik tabrakan odong-odong dan Kereta dengan Nomor 4425 dengan belasan orang menjadi korban dalam peristiwa ini.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk memasang portal tersebut. Pihak-pihaknyang dimaksud adalah Dinas Perhubungan dan KAI Daop 1.
"Kami akan koordinasikan kepada Dishub dan KAI Daop 1 mengenai permintaan kepolisian untuk menutup dengan portal," kata Anne kepada Alinea.id, Selasa (26/7).
Anne menyebut, hasil kordinasi tersebut menjadikan penutupan terlaksana mulai hari ini, Selasa (26/7). Kini tim telah bergerak menuju lokasi kejadian.
"Hasil koordinasi kami dengan KAI, perlintasan tersebut akan ditutup sore ini. team menuju lapangan," ujar Anne.
Sebelumnya, Polres Serang akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat dengan PJKA agar membuat palang pintu perlintasan kereta api sehingga dapat mengantisipasi agar kejadian tidak terulang kembali. Ia menegaskan mobil odong-odong tidak diperbolehkan digunakan dijalanan umum karena bukan peruntukannya, dan berharap agar orang tua tidak membiarkan anaknya ikut naik odong-odong yang melintasi jalan raya.
Kapolres Serang AKBP Yudha Satria mengatakan, ejadian itu bermula pada Selasa (16/7) JL (27) mendapat penumpang di Kp. Cibetik, Desa Pabuaran, Kecamatan Walantaka sebanyak 20 orang penumpang. Mereka terdiri dari anak-anak dan orang dewasa.
Rencananya, ia membawa penumpang melalui rute tujuan Kp. Cibetik - Ds. Silebu - Ds. Sukajadi - Ds. Sentul dan kembali ke Kp. Cibetik. Ketika sampai tepatnya di Rel Kereta tanpa palang pintu di Kp. Silebu, tiba-tiba kereta datang dari arah Serang - Rangkasbitung menabrak bagian belakang samping kiri odong-odong tersebut. Odong-odongnya juga terseret sehingga penumpang terpental dan menyebabkan korban meninggal dunia dilarikan ke RSUD Dr. Drajat Prawira Negara, sedangkan korban luka dilarikan ke Puskesmas Silebu.
Menurutnya, pada kejadian tersebut menimbulkan kerugian materi sebanyak Rp3 juta. Akibat dari kecelakaan tersebut menyebabkan tiga anak dan 6 orang dewasa meninggal dunia.
“Odong-odong yang penuh penumpang tersebut terpental dan sebagian bodinya hancur, untuk data sementara akibat kecelakaan tersebut sembilan orang dilaporkan tewas dan 10 luka,” kata Yudha.
Polisi telah mengamankan pengemudi odong-odong untuk dimintai keterangan dalam rangka penyelidikan. Olah TKP bersama Tim Trafic Accident Analyst (TAA) Direktorat Lalu Lintas Polda Banten juga berjalan.
Untuk korban luka yang sudah pulang ke rumah Kp. Cibetik RT 10/03 Kelurahan Pangampelan Kec. Walantaka berjumlah 10 orang. Mereka berusia 3-8 tahun.
Adapun korban meninggal dunia beralamat di Kp. Cibetik Rt 10/03 Kelurahan Pangampelan Kec. Walantaka ada sembilan orang. Mereka berusia 2-60 tahun.