Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia kembali naik ke level 71,39 dengan lonjakan tercepat di Papua dan Papua Barat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatatkan bahwa pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2018 mampu mencapai 71,39. Angka ini meningkat sebesar 0,58 poin atau tumbuh sebesar 0,82% dibanding 2017.
"IPM Indonesia dari 2010 selalu mengalami kemajuan dari 66,53 menjadi 71,39 di 2018 di mana dalam rentang waktu tersebut rata-rata pertumbuhannya mencapai 0,88% per tahun dan meningkat dari level sedang menjadi tinggi mulai 2016," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (15/4).
Suhariyanto menjelaskan bahwa pencapaian pembangunan manusia ini dihitung berdasarkan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Sedangkan untuk melihat kemajuan pembangunan manusia yang diperhatikan adalah aspek kecepatan dan status pencapaian.
Dari aspek dimensi umur panjang dan hidup sehat, disimpulkan bahwa harapan hidup bagi bayi yang lahir pada 2018 rata-ratanya diprediksi dapat mencapai usia 71,20 tahun atau lebih lama 0,14 tahun dibandingkan mereka yang lahir tahun sebelumnya.
Mulai dari periode 2010 hingga 2018, angka harapan hidup ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 1,39 tahun atau tumbuh sebesar 0,25% per tahun. Pada 2010, usia harapan hidup saat lahir di Indonesia hanya sebesar 69,81 tahun.
Sedangkan dari segi pengetahuan, dihitung pula berdasarkan dua indikator yaitu harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas. Untuk 2018 ini, harapan lama sekolah dihitung mencapai 12,91 tahun yang berarti anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan hingga lulus SMA dan D1. Demikian pula dengan rata-rata lama sekolah mencapai 8,17 tahun, yang artinya rata-rata penduduk Indonesia usia 25 tahun ke atas sudah menyelesaikan pendidikan hingga SMP kelas IX.
Selama periode 2010-2018, kedua indikator tersebut juga menunjukkan pola yang terus meningkat yakni masing-masingnya naik sebesar 1,62 tahun dan 0,71 tiap tahun.
"Hal ini menunjukkan sinyal positif bahwa semakin banyaknnya penduduk yang bersekolah setiap tahunnya," katanya.
Dari dimensi standar hidup layak dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran penduduk Indonesia. Pada 2018, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia mencapai Rp11,06 juta per tahun atau mengalami peningkatan sebesar Rp395.000 dibanding pengeluaran tahun sebelumnya dan peningkatan 2% setiap tahunnya.
Papua dan Papua Barat
Pada 2018, BPS menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi provinsi di Indonesia yang memiliki status IPM yang rendah. Hal ini dihitung berdasarkan kenaikan status IPM Papua yang telah mengalami kenaikan menjadi level sedang.
"Papua sudah masuk ke level sedang, sehingga diskrepansi antarprovinsi sudah semakin mengecil," tuturnya.
Selain Papua, setidaknya ada tujuh provinsi yang turut mengalami kenaikan status sepanjang 2018 di antaranya Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tenggara. Ketujuh provinsi tersebut sebelumnya pada 2017 berstatus IPM sedang, dan pada 2018 naik menjadi level tinggi.
Selama 2017-2019, IPM di seluruh provinsi juga meningkat, tiga provinsi di antaranya tercatat mengalami kemajuan pembangunan tercepat yakni Papua sebesar 1,64%, Sulawesi Barat sebesar 1,24%, dan Papua Barat 1,19%.
"Kemajuan pembangunan manusia di Provinsi Papua didorong oleh dimensi pendidikan, di Papua Barat didorong oleh dimensi standar hidup layak, sementara di Sulawesi Barat oleh perbaikan pada dua dimensi sekaligus yaitu pendidikan dan standar hidup layak," ucapnya.