Aksi blokade supermarket Indogrosir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali berlanjut. Pada hari ini (Rabu, 24/5), sejumlah mahasiswa bersama warga sekitar melakukan penutupan dengan membakar ban dan mengecor gerbang masuk menggunakan semen.
Aksi ini terulang lantaran tuntutan saat penutupan pada Senin (22/5) tidak diindahkan Indogrosir. Kala itu, pihak ahli waris Tjoddo, Abdul Jalali Daeng Nai, dan beberapa anggota Lembaga Aliansi Indonesia menuntut Indogrosir mengosongkan lahan yang didudukinya.
Sebelumnya, pada Senin (22/5), Daeng Nai bersama puluhan anggota Lembaga Aliansi Indonesia menutup paksa Indogrosir yang berada di kilometer (km) 18, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, sejak pagi hingga siang. Penutupan menggunakan tumpukan batu.
Sekretaris Jenderal Lembaga Aliansi Indonesia, Teuku Bustamam, menyampaikan, penutupan dilakukan lantaran Indogrosir belum merespons tuntutan pihak ahli waris lahan pada 15 April 2023. Kala itu, aksi dilakukan dengan menggembok tiga gerbang masuk Indogrosir.
"Catat baik-baik, kalau Indogrosir tetap tidak menanggapi serius aksi ini, kami akan kerahkan buldoser untuk meratakan bangunan Indogrosir agar bisa ditanami kacang dan jagung seperti dulu biasa dilakukan ahli waris Tjoddo, sebelum terusir paksa dari tanahnya ini," tegasnya.
Bustamam pun mempersilakan Indogrosir berhitung secara bisnis. Sebab, menurutnya, aksi penutupan gerbang masuk memaksa Indogrosir setop operasi berhari-hari dan merugi.
Penyetopan operasional, sambungnya, bakal berlangsung lama karena akan ada aksi lanjutan apabila tuntutan tidak juga diindahkan Indogrosir.