close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Indonesia alami 217 gempa bumi tektonik dan 9 erupsi gunung api sepanjang 2022. Freepik
icon caption
Ilustrasi. Indonesia alami 217 gempa bumi tektonik dan 9 erupsi gunung api sepanjang 2022. Freepik
Nasional
Kamis, 02 Februari 2023 08:51

Badan Geologi: Indonesia alami 217 gempa bumi tektonik dan 9 erupsi sepanjang 2022

Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan mitigasi geologi guna meminimalkan risiko yang terjadi.
swipe

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 217 gempa bumi tektonik terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Gempa terjadi di berbagai wilayah dengan kekuatan bervariasi.

Beberapa wilayah merupakan daerah rawan gempa bumi mengingat posisi geologis Indonesia berada di titik pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.

"Setiap hari kalau kita lihat, gempa bumi tektonik terjadi. Di tahun 2022, ada 217 kali gempa bumi tektonik yang magnitude-nya di atas 5 skala richter (SR), kemudian 26 kali terjadi kerusakan, dan sisanya tidak terjadi kerusakan. Kita kemarin tahu yang terakhir besar itu ada di Cianjur," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/2).

Selain gempa bumi tektonik, Indonesia juga tidak terlepas dari kejadian gerakan tanah dan erupsi gunung api. Indonesia memiliki 127 gunung api yang tersebar di seluruh wilayah.

Data Badan Geologi mencatat, terjadi 1.085 kejadian gerakan tanah pada 2022. Peristiwa ini menimbulkan 208 korban jiwa dan meruksa 2.043 rumah.

"Terjadi juga 9 erupsi gunung api di 2022, yaitu di Semeru, Kerinci, Dempo, Anak Krakatau, Merapi, Raung, Ili Lewotolok, Ibu dan Dukono, di mana setiap hari gunung-gunung api kita ini selalu erupsi," ujar Arifin.

Berkaca dari kejadian bencana yang terjadi, imbuh Arifin, Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan mitigasi geologi guna meminimalisasi risiko. Pada 2022, Badan Geologi mengembangkan sistem pemantauan gunung api di 6 lokasi dan pelaksanaan pemetaan geologi gunung api di 2 lokasi.

Upaya mitigasi yang dilakukan juga mencakup pelaksananaan pemetaan kawasan rawan bencana (KRB) gunung api di 4 lokasi serta pemetaan KRB gempa bumi dan tsunami masing-masing di 2 lokasi. "Hal tersebut merupakan amanah yang tertuang pada Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana," tutur Arifin.

Ditambahkan Arifin, Kementerian ESDM juga telah menerbitkan peta zona kerentanan gerakan tanah di 4 lokasi. Selain itu, memasang landslide early warning system di 3 lokasi di Pacitan, Jawa Timur (Jatim).

Untuk mitigasi bencana gunung api, telah diupayakan pengembangan 4 Pos Pengamat Gunung Api (PGA). Keempat pos tersebut berada di PGA Iya (NTT), PGA Merapi-Kaliurang (DIY), PGA Arjuno Welirang (Jatim), dan PGA Sinabung (Sumatera Utara).

"Ke depan, kita harus meningkatkan terus program-program mitigasi kita. Untuk itu, kita membutuhkan anggaran khusus yang bisa dialokasikan. Dan juga rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan itu diharapkan bisa dilaksanakan di daerah-daerah yang diperkirakan akan mengalami potensi," ujar Arifin.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan