close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi warga menerma vaksin Covid-19. Alinea.id/Aisya Kurnia.
icon caption
Ilustrasi warga menerma vaksin Covid-19. Alinea.id/Aisya Kurnia.
Nasional
Selasa, 23 November 2021 12:12

Indonesia bisa hindari Covid-19 gelombang 3 bila vaksinasi maksimal

Cakupan vaksinasi seluruh penduduk harus diusahakan supaya Indonesia bisa segera mengubah epidemi Covid-19 menjadi fase endemi.
swipe

Indonesia diyakini bisa menghindari gelombang ketiga Covid-19 jika vaksinasi berjalan maksimal. Untuk memenuhi target vaksinasi 70% penduduk pada akhir 2021, perlu dukungan penuh dari masyarakat. 

Total sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang. Sedangkan vaksinasi dosis pertama hingga Senin (22/11) pukul 18.00 WIB sudah mencapai 135.087.931. Vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 89.892.161. Jika masyarakat yang divaksin terus bertambah, Indonesia kemungkinan bisa menghindari gelombang ketiga.

"Selain vaksinasi, banyak orang yang sudah memiliki antibodi Covid-19 karena terinfeksi. Kenaikan kasus (mungkin) tidak setinggi saat libur Natal atau Idulfitri lalu (2020)," kata ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Senin (22/11).

Iwan mengatakan, cakupan vaksinasi seluruh penduduk harus diusahakan supaya Indonesia bisa segera mengubah epidemi Covid-19 menjadi fase endemi. Menurutnya, salah satu penyebab sebagian masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi karena terpapar hoaks terkait efek samping dan manfaat vaksin.

Menurut dia, melawan hoaks harus dengan strategi tepat. Dia juga melihat ada sebagian masyarakat yang memang antivaksin, namun jumlahnya tidak banyak. Dia mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau tidak percaya vaksin.

"Harus orang yang sesuai, yang didengarkan oleh orang-orang yang percaya hoaks tersebut," pungkasnya.

Guru Besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman menilai, tidak mudah bagi orang awam untuk memahami bahaya virus Covid-19. "Baru ketahuan dampak negatifnya setelah ada yang terpapar," kata Sunyoto.

Menurut dia, perlu literasi mengenai Covid-19 dari pemerintah, tokoh masyarakat, sekolah, kampus, media massa, hingga ormas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau mereka yang percaya hoaks. "Jangan buat acara yang stimulan kerumunan," pungkas Sunyoto.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan