TNI Angkatan Laut bekerja sama dengan Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402. Bantuan tersebut diperkirakan tiba di lokasi pada 24 hingga 26 April 2021.
"Ada penawaran bantuan, yang pertama dari Singapura berupa kapal swift rescue. Dan dan kapal ini penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Jadi swift rescue ini diperkirakan akan tiba di lokasi 24 April," kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers, Kamis (22/4).
Untuk bantuan dari Malaysia, kata Riad, negara itu akan mengerahkan kapal rescue MV Mega Bakti. Kapal ini akan tiba di lokasi pada 26 April 2021.
"Kemudian Malaysia juga menawarkan kapal rescue Mega Bakti, akan tiba pada 26 April," jelas dia.
Selain bantuan dari negara sahabat, Riad mengatakan, bantuan juga datang dari gabungan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Basarnas.
"Demikian pula kemarin dari KNKT dan Basarnas akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT dan basarnas, dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan), dengan menggunakan kapal Basarnas yang akan membawa peralatan," ujarnya.
Sebelumnya, Riad mengatakan informasi yang menyebutkan KRI Nanggala-402 sudah ditemukan 21 jam lalu tidak bisa dijadikan dasar. Salah satunya terkait laporan yang menyebutkan bahwa telah terdeteksi pergerakan di bawah air oleh Raden Eddy Martadinata (331).
"KRI Raden Eddy 331 melaporkan secara lisan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 not, kontak tersebut kemudian hilang sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," kata Achmad Riad dalam konferensi pers, Kamis (22/4).
Kapal selama KRI Nanggala-402 telah dioperasikan TNI Angkatan Laut sejak 1981. Ketika kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak, posisi terakhir terdeteksi berada pada kedalaman 600-700 meterdi perairan Bali, Rabu (21/4) pagi.
Kapal selam KRI Nanggala-402 membawa beberapa torpedo dan 53 orang, terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan kapal, dan 3 orang artileri senjata angkatan laut dalam uji coba latihan tersebut. Indonesia telah meminta bantuan dari Singapura dan Australia dalam pencarian KRI Nanggala-402 ini.