close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Basweda. Foto: twitter @aniesbaswedan
icon caption
Gubernur DKI Jakarta Anies Basweda. Foto: twitter @aniesbaswedan
Nasional
Sabtu, 28 Agustus 2021 09:27

Gubernur DKI Jakarta: Kita patut bangga Indonesia dibangun bukan dari paksaan

Sayangnya, di Indonesia masih banyak sekali permasalahan-permasalahan terkait asal suku atau asal daerah seseorang. 
swipe

Indonesia memiliki beragam macam bahasa yang digunakan sebagai alat berkomunikasi antarsatu dengan yang lainnya. Indonesia memiliki banyak sekali bahasa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti bahasa Bugis, Jawa, Bali dan Sunda.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, dengan situasi itu, seharusnya kita patut bangga karena kebangsaan Indonesia dibangun oleh anak-anak muda dan oleh rakyat, bukan dipaksakan oleh negara. Anies juga menyatakan bahwa bahasa sangat penting di dalam sebuah negara. 

“Saya rasa ada satu unsur penting, unsur bahasa yang harus diperkuat. Karena ini yang nanti akan menjadi pengikat antar kita,” ucap Anies dalam webinar Nasional CIDES ICMI Memperingati HUT Ke-76 RI “Memperkuat Nasionalisme dan Kebangsaan Untuk Mewujudkan Peradaban Indonesia Emas 2045” via zoom, Kamis (27/8). 

Menurutnya Anies, bahasa Indonesia harus menyerap lebih banyak bahasa daerah agar menjadi lebih kaya kosakata. Ia mengatakan, sampai hari ini Indonesia memiliki sekitar 130.000 lebih kosakata. 

“Kita harus memperkaya bahasa dari seluruh suku bangsa sebagai pengikat rasa kebersamaan,” ujar Anies. 

Anies menjelaskan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi ini tidak perlu menyerap dari bahasa internasional, akan lebih bagus jika menyerap dari bahasa daerah seperti kata tsunami. Tsunami dalam bahasa Aceh dikatakan sebagai Smong.

Di sisi lain, Anies menyoroti perihal terkait persenyawaan antarsuku bangsa. Hal yang dicontohkan adalah seorang yang berasal dari suatu daerah tidak akan kehilangan entitasnya jika penyebutannya menggunakan penyebutan Indonesia. 

Sayangnya, di Indonesia masih banyak sekali permasalahan-permasalahan terkait asal suku atau asal daerah seseorang. 

“Kita sering kali akhir-akhir ini justru lebih menekankan kata bhinekanya, bukan tunggalnya. Padahal kekuatan bangsa kita itu pada tunggalnya,” tutur Anies. 

Pada poin ketiga yang disampaikan, Anies menyoroti tentang bagaimana cara persatuan yang dijaga dan dirawat. Anies menyampaikan bahwa cara menjaga dan merawat persatuan terletak dalam kalimat terakhir pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 

“Persatuan tidak mungkin muncul dalam ketimpangan, persatuan muncul dalam perasaan kesetaraan, kesamaan, dan keadilan,” tutur Anies. 
 

img
Natasya
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan