Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku malu karena masih ada praktik jual beli terumbu karang di Indonesia. Menurutnya, hal ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap citra Indonesia di dunia internasional.
"Indonesia ini sampai kira-kira 6 bulan yang lalu masih ekspor terumbu karang, padahal negara lain sudah tidak ada yang jualan terumbu karang. Lah, masa terumbu karang masih diperjualbelikan, bikin malu bangsa kita," kata Susi dalam talkshow "Bela Negara Generasi Millenial" di Lobby Universitas Sahid, Jakarta, Selasa (9/4).
Menurut dia, terumbu karang adalah rumah bagi berbagai biota laut. Terumbu karang juga memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem laut.
Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang, akan berdampak langsung pada kelangsungan hidup biota laut. Oleh karena itu, Susi tegas melarang perusakan terumbu karang, apalagi praktik jual belinya.
"Terumbu karang itu jangan diambil, lama kelamaan bisa habis. Karena perubahan iklim, karena polusi, kematian secara alamiah, dan faktor lainnya. Tapi ini malah diperdagangkan," kata Susi mengeluhkan.
Susi juga menyayangkan upaya pelestarian terumbu karang demi kelangsungan hidup biota laut, yang ujungnya mampu meningkatkan hasil tangkap ikan para nelayan, malah direspon negatif oleh sejumlah pihak. Susi bahkan mengaku pernah dilaporkan ke Ombudsman dan kepolisian atas kebijakannya ini.
"Tapi di negeri kita, ibu yang ingin benerin malah di-Ombudsman-kan, dan bahkan dilaporkan ke kepolisian, karena menutup usaha orang katanya," ujar Susi.
Padahal, kata Susi, bisnis terumbu karang tidak menyumbang banyak pendapatan bagi negara, bahkan masih kalah dengan penghasilan dari ekspor ikan hias.
"Bisnis terumbu karang 10℅ pun tidak, hanya 3℅ dari ekspor ikan hias. Makanya, ikan hiasnya saja diambil, tapi terumbu karangnya jangan," kata Susi.
Saat ini, penjualan terumbu karang juga masih terjadi di Indonesia. Dari penelusuran tim redaksi Alinea.id, sejumlah pedagang juga melakukan penjualan secara online terhadap terumbu karang.
Penjualan juga dilakukan melalui sejumlah market place yang ada di Indonesia. Harganya dipatok mulai dari Rp25.000 hingga jutaan rupiah.