close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menkopolhukam Wiranto (tengah) bersama Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kiri) dan Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita (ketiga kanan) memberikan keterangan pers terkait penanganan darurat gempa bumi Donggala, di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Sabtu (29/9) din
icon caption
Menkopolhukam Wiranto (tengah) bersama Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kiri) dan Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita (ketiga kanan) memberikan keterangan pers terkait penanganan darurat gempa bumi Donggala, di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Sabtu (29/9) din
Nasional
Senin, 01 Oktober 2018 19:35

Indonesia terima bantuan asing dalam penanganan di Palu

Sebanyak 18 negara sahabat menawarkan bantuan penanganan gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah
swipe

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menyebutkan Presiden telah memutuskan menerima bantuan dari negara asing. 

Menkopolhukam Wiranto menjelaskan alasan Jokowi menerima bantuan asing itu karena telah melakukan hubungan persahabatan dengan banyak negara. 

"Kunjungan Jokowi keberbagai negara sahabat dalam rangka menjalin dan mempererat bilateral dan multilateral, sehingga disana hubungannya saling menguntungkan dan saling membantu," sebutnya. 

Selain itu, ada tawaran dari sejumlah negara untuk ikut membantu dalam penanganan di Palu. Indonesia pun mengapresiasi hal itu. 

Pertimbangan lainnya, Indonesia telah banyak berpartisipasi dan memberikan sumbangan terhadap negara yang mengalami musibah. 

Misalkan saja ketika musibah di Bangladesh, untuk pengungsi Rohingya, gempa bumi di Nepal, bahkan saat kekeringan terjadi di Somalia, Indonesia turut memberikan bantuan. 

"Masalah bantu membantu sudah menjadi tradisi internasional yang perlu kita apresiasi. Maka, diputuskan untuk menerima bantuan tersebut," kata Wiranto. 

Sebanyak 18 negara sahabat menawarkan bantuan penanganan gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang telah menewaskan 844 orang dan meluluhlantakkan bangunan di wilayah itu.

Negara itu adalah, Amerika Serikat, Prancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hongaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korsel, Arab Saudi, Qatar, New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India dan China, termasuk tawaran bantuan organisasi internasional, UNDP.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, bantuan internasional yang akan diterima dibatasi pada alat angkut udara untuk landas pacu 2.000 meter, tenda pengungsi, pengolahan air, "generator set", rumah sakit lapangan dan tenaga medis serta "fogging".

Belajar dari pengalaman menerima bantuan internasional sebelumnya, Indonesia harus selektif dalam menerima bantuan yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan dari negara yang memang memiliki kapasitas. "Saat tsunami Aceh dulu kita belum memiliki sistem, pengalaman dan peraturan sehingga banyak negara memberi bantuan yang masuk," jelas dia

Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.

BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.

BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. (ant)

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan