Lembaga survei LSI Denny JA menyebut ada empat king maker di Pilpres 2024 yang akan menentukan maksimal tiga pasang calon presiden (capres). Keempat king maker tersebut adalah Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (AH), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Menurut peneliti senior LSI Denny JA, Adrian Sopa, Megawati, Airlangga, dan Prabowo membawa spirit meneruskan Jokowi, hanya Surya Paloh yang potensial menjadi antitesa Jokowi.
Adrian menjelaskan alasan keempat tokoh di atas sebagai king maker. Pertama, Megawati merupakan ketua umum dan sosok sentral di PDIP. Saat ini PDIP sudah mengantongi tiket penuh untuk bisa mencalonkan pasangan presiden di pilpres 2024. Raihan kursi PDIP di DPR RI sebanyak 128 kursi (setara 22,26%) melampaui persyaratan minimal mengajukan pasangan capres-cawapres 2024 sebanyak 20%.
King maker kedua adalah Airlangga Hartarto yang merupakan ketua umum partai Golkar dan inisiator dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
KIB merupakan koalisi yang terdiri dari Partai Golkar dengan jumlah kursi 85 kursi (14,78%), PAN dengan jumlah kursi 44 kursi (7,65%), dan PPP dengan jumlah kursi 19 kursi (3,3%). KIB sudah mengantongi tiket. Jumlah kursi koalisi ini sebanyak 148 kursi (25,73%).
King maker ketiga adalah Prabowo Subianto, yang merupakan satu dari tiga capres elektabilitas tertinggi dan mengendalikan Gerindra sebagai partai terbesar ketiga.
Elektabilitas Prabowo saat ini mencapai 23,9%, berada di urutan kedua, selisih 1,9% dengan urutan pertama yaitu Ganjar Pranowo yang angka elektabilitasnya mencapai 25,8%. Di urutan ketiga capres elektabilitas tertinggi ada Anies Baswedan dengan elektabilitas di angka 17,8%.
Raihan kursi Partai Gerindra di DPR RI sebanyak 78 kursi (13,57%). Masih kurang 37 kursi (6,43%) untuk bisa mendapatkan tiket pencapresan di 2024.
King maker keempat adalah Surya Paloh yang mengendalikan satu dari tiga capres elektabilitas tertinggi (Anies Baswedan), dan bisa menghidupkan kartu dua partai yang beroposisi terhadap pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin.
Dua partai yang beroposisi adalah partai Demokrat dengan jumlah kursi 54 kursi (9,39%) dan PKS dengan jumlah kursi 50 kursi (8,70%). Jumlah kursi dua partai ini adalah 104 kursi (18,09%).
Jika partai Demokrat dan PKS ditambah partai Nasdem yang mempunyai 59 kursi, maka jumlah kursi mencapai 163 kursi (28,35%). Jumlah ini melampaui syarat minimal tiket pencapresan 2024.
Kendati demikian, Adrian mengatakan, masing-masing dari empat king maker memiliki dilemanya sendiri.
"Surya Paloh misalnya, dilemanya adalah Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan," ujar Adrian dalam rilis pers survei, Selasa (20/12).
Adrian mengatakan, dilema Megawati adalah membuat kader PDIP menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo bagi Puan Maharani atau Ganjar Prabowo atau meninggalkan Prabowo dan kader PDIP maju sebagai capres.
Sedangkan dilema Airlangga adalah maju sebagai capres (tapi elektabilitas belum tinggi) atau fokus menjadi cawapres bagi capres yang paling potensial menang.
Sementara, dilema Prabowo misalnya adalah kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh harus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin cawapresnya.
Data dan analisa di atas berdasarkan survei nasional LSI Denny JA digelar pada 10-19 Oktober 2022 dan riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar kurang lebih 2.9%.
Sementara riset kualitatif di bulan Desember 2022 dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.