Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan kalau bendera yang dibakar oleh oknum anggota Banser NU Garut di Lapangan Limbangan, Garut, bukanlah bendera HTI. HTI menyebut yang dibakar itu merupakan bendera Rasullah SAW, yang disebut Ar-Rayah. HTI mengaku tak punya bendera.
“Sekali lagi menegaskan bahwa yang dibakar itu adalah Ar-Rayah. Bukan bendera Hizbuz tahrir. Hizbuz Tahrir tidak punya bendera, yang ada logo atau lambang. Lambang dan logonya bisa diperiksa di dokumen HTI,” kata eks juru bicara HTI, Ismail Yusanto, dalam acara Diskusi Tabloid Media Umat di hotel Gren Alia Cikini, Kamis (25/10).
Ismail menjelaskan, selama ini HTI memang memakai bendera Ar-Rayah untuk kepentingan syiar dakwah Islam. Inilah mengapa banyak orang yang sering mengasosiasikan bendera Ar-Rayah sebagai lambang HTI.
Selain itu, Ismail juga menolak dalil-dalil yang dijadikan alasan untuk melegitimasi pembakaran bendera Ar-Rayah di Garut. Menurutnya, hal tersebut tidak pas karena dalil tersebut punya konteks yang berbeda.
“Itu adalah dalil untuk Al-Quran. Dulu Khalifah Usman RA membakar potongan-potongan tulisan mushaf Al-Quran yang salah, yang keliru, yang sudah digantikan dengan mushaf resmi. Nah, yang dibakar itu yang itu. Terus membakarnya penuh hormat. Ini kan enggak, dengan jingkrak-jingkrak dan nyanyi-nyanyi,” ujar Ismail.
Ismail juga merasa heran ketika namanya dilaporkan ke kepolisian atas tuduhan kebohongan publik. Menurutnya, ia sama sekali tak melakukan kebohongan apapun.
“Saya nggak tahu saya salahnya apa dilaporkan. Katanya saya melakukan kebohongan publik karena mengatakan HTI nggak punya bendera. Saya tidak bohong,” pungkas Ismail.
Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdul Chair, turut menyesalkan keterangan polisi yang menyebut bahwa yang dibakar adalah bendera HTI. Padahal, MUI sudah secara terang menyebut bahwa yang dibakar merupakan bendera tauhid.
“Apa yang menjadi alat bukti keterangan saksi bahwa bendera yang di bakar adalah bendera HTI. Tetapi MUI mengatakan itu adalah bendera tauhid,” ujar Abdul Chair.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi telah mengidentifikasi bendera yang dibakar adalah bendera HTI. Identifikasi ini dilakukan dengan menelusuri dokumen dan foto dalam sejumlah kegiatan yang diselenggarakan HTI, saat organisasi tersebut masih aktif.
“Dari dokumen yang ada sebelum itu dibubarkan, kita sudah mengidentifikasi. Bendera itu digunakan HTI baik dalam simbol di kantor dewan pusat HTI, maupun di dalam setiap event kegiatannya, mereka menggunakan bendera itu,” ucap Dedi di Jakarta, Rabu (24/10).