close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Jokowi dan PM Mahathir membahas sejumlah isu terkait kedua negara khususnya soal ekonomi./Antara Foto
icon caption
Presiden Jokowi dan PM Mahathir membahas sejumlah isu terkait kedua negara khususnya soal ekonomi./Antara Foto
Nasional
Jumat, 29 Juni 2018 15:18

Ini hasil pertemuan Presiden Jokowi dan PM Mahathir

Indonesia dan Malaysia membahas tata kelola pemerintahan, pemberantasan korupsi, konektivitas, penyelesaian perbatasan hingga politik
swipe

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad membahas sejumlah isu penting terkait dua negara. Kedua pemimpin negara ini sepakat menjalin kerja sama yang menguntungkan kedua negara. 

Kerja sama dalam hal tata kelola pemerintahan (good governance), pemberantasan korupsi, konektivitas, penyelesaian perbatasan hingga politik dibahas Presiden Jokowi dan PM Mahathir. Indonesia dan Malaysia juga sepakat berkomitmen mengenai isu pentingnya konektivitas dan penyelesaian yang berkaitan dengan perbatasan. 

"Satu persatu akan mulai kita bahas di forum-forum di tingkat menteri," kata Presiden Joko Widodo saat pernyataan pers bersama dengan PM Mahathir di Istana Bogor, Jumat seperti dikutip Antara.

Menurut Presiden, pembicaraan soal kerja sama dan perbatasan akan membawa keuntungan bagi Malaysia maupun Indonesia. Presiden Jokowi mengungkapkan dalam pertemuan dengan PM Mahathir juga menitipkan untuk perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia.

Berikut terkait pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia. Persoalan internasional turut dibahas, Indonesia dan Malaysia juga memiliki komitmen yang sama bahwa penyelesaian lewat dialog yang berbasis kepada hukum-hukum internasional akan dikedepankan.

Sementara itu, PM Mahathir berharap persahabatan dan kerja sama antara Indonesia-Malaysia dapat ditingkatkan. Apalagi, Indonesia dan Malaysia menghadapi masalah yang sama.

"Umpamanya ekspor minyak, ekspor kelapa sawit yang diancam oleh Eropa. Maka, kedua negara perlu bersama-sama melawan mereka," tutur Mahathir.

Untuk itu, kata Mahathir, Indonesia-Malaysia perlu bersama-sama melawan kampanye yang mengatakan minyak kelapa sawit dibuat dari hutan-hutan yang ditebang pengusaha dan berdampak buruk pada iklim. Mahathir membantah kelapa sawit berdampak buruk bagi keberlangsungan dunia. 

PM Malaysia justru menegaskan minyak kelapa sawit ini bersaing dengan minyak bumi. Jadi hal ini berkaitan masalah ekonomi dan keuangan daripada masalah lingkungan.

Terkait masalah pendidikan anak-anak para TKI, PM Malaysia ini berjanji akan menjamin pendidikannya. Kata Mahathir, anak-anak TKI perlu mendapat pendidikan dan ke sekolah dan di sejumlah semenanjung Malaysia sudah ada beberapa sekolah meski tidak mencukupi. 

Meski di Sabah Sarawak belum ada sekolah-sekolah yang bisa dimasuki anak-anak Indonesia yang tinggal di sana. Hanya saja, Mahathir berjanji akan memperbaikinya. 

Soal perbatasan, Mahathir juga setuju dengan pendekatan untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih kawasan Malaysia dan Indonesia. Ia mengaku masalah perbatasan tidak bisa sendiri diputuskan sendiri perlu pendekatan berbeda. 

"Perlu diterima bahwa ada kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, seperti Malaysia melakukan kerja sama dengan Thailand lewat joint development area," imbuh Mahathir. 

Mahathir juga mengungkapkan kunjungan Presiden Jokowi pada 2015 lalu terkait kemungkinan membangun kereta Malaysia-Indonesia yang boleh digunakan seluruh ASEAN. Sempat tertunda, ia memastikan akan kembali melanjutkannya. 

Di sisi lain, Mahathir menyebut Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripin masalah permasalahan politik dalam negeri. Meski kata PM era tahun 1990an ini Indonesia lebih menghadapi persoalan lebih besar ketimbang Malaysia. 

"Kami berbincang tentang cara-cara kita menghadapi masalah politik dalam negara demokrasi ini," kata Mahathir.
 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan