close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Intimidasi di CFD disebut sebagai bentuk kemunduran demokrasi./Facebook Kata Kita
icon caption
Intimidasi di CFD disebut sebagai bentuk kemunduran demokrasi./Facebook Kata Kita
Nasional
Senin, 30 April 2018 18:18

Intimidasi di CFD bentuk kemunduran demokrasi bangsa

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dihimbau untuk mengevaluasi penggunaan CFD dan ruang publik lainnya untuk kegiatan kampanye politik.
swipe

Aksi intimidasi terhadap seorang ibu dan anaknya dalam Car Free Day (CFD) kemarin (29/4) dinilai sebagai kemunduran demokrasi atas perbedaan pendapat yang dilindungi Undang-Undang saat ini. Apabila tidak ditindak tegas, ancaman kebebasan masyarakat sipil untuk menyampaikan pendapatnya pun terancam. 

Intimidasi yang dilakukan massa berkaus Gerakan #2019GantiPresiden atas sejumlah orang yang menggunakan kaos dengan hashtag #DiaSibukKerja disebut Ketua Setara Institute Hendardi sebagai cerminan kemunduran demokrasi. Menurut Hendardi, setiap warga negara berhak mengekspresikan pandangannya termasuk preferensi politiknya secara bebas tanpa intimidasi.

Selain itu, tindakan tidak terpuji tersebut melanggar hukum bahkan dapat diminta pertanggungjawaban sesuai mekanisme hukum pidana. Melihat konteks peristiwa tersebut, pemerintah daerah dan aparat kepolisian hendaknya melakukan tindakan presisi untuk mencegah berulang dan maraknya intimidasi terhadap sesama warga karena perbedaan pilihan politik.

Khusus bagi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, sebaiknya mengevaluasi penggunaan CFD dan ruang publik lainnya untuk kegiatan kampanye politik. Sedangkan bagi penegak hukum, harus dilakukan pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang dan meluas. 

Polisi dapat mengambil tindakan hukum. Mulai dari pembinaan hingga penangkapan untuk memberikan efek jera dan mengantisipasi kerawanan di tahun politik elektoral 2018 dan 2019.

Sementara itu, Ketua Ketua Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jaringan Kemandirian Nasional (DPD Jaman) DKI Jakarta, Bastian menyayangkan atas terjadinya persekusi yang terjadi terhadap anggotanya. Apalagi salah satu korbannya yakni Stedy juga merupakan pengurus dari Organisasi Jaman. 

Bastian bercerita bahwa minggu pagi korban sedang mengikuti kegiatan CFD secara bersama-sama dengan anggota lain dengan memakai kaos warna putih dengan tulisan #DiaSibukKerja. Kemudian, saat melewati sejumlah kerumunan orang yang memakai kaos dengan atribut #2019GantiPresiden, korban dihentikan dan diolok-olok dengan kalimat yang tidak pantas.

“Korban dikeroyok, didorong, jalannya diusik, dikata-katai kecebong, dituduh bayaran, dan disodori sejumlah uang,” terang Bastian. 

Atas tindakan tersebut, DPD JAMAN DKI Jakarta bersama YLBH Kemandirian akan melaporkan kejadian tersebut ke Kapolres Jakarta Pusat. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan