close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Ketum Masika ICMI Ferry Kurnia Rizkiyansyah, yang juga anggota KPU RI 2012-2017,  menyerahkan pataka Masika ICMI kepada Ketum Masika ICMI Ismail Rumadan, yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Unas. Foto istimewa
icon caption
Mantan Ketum Masika ICMI Ferry Kurnia Rizkiyansyah, yang juga anggota KPU RI 2012-2017, menyerahkan pataka Masika ICMI kepada Ketum Masika ICMI Ismail Rumadan, yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Unas. Foto istimewa
Nasional
Senin, 23 Agustus 2021 20:45

Ismail Rumadan terpilih jadi Ketum Masika ICMI

Ismail Rumadan ingin cendikiawan muda muslim mengambil peran dalam perubahan dan tantangan zaman.
swipe

Majelis Sinergi Kalam-Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (Masika ICMI) menggelar Musyawarah Nasional atau Pertemuan Nasional (Pernas) IX di Bandung Jawa Barat pada 21-22 Agustus 2021. 

Kegiatan yang mengangkat tema "Cendekiawan Muda dan Tantangan Indonesia di Era 4.0" ini, dihadiri oleh 13 pengurus wilayah (PW) tingkat provinsi dan 43 pengurus daerah tingkat Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. 

Dalam Pernas IX ini, Ismail Rumadan terpilih menjadi ketua umum periode 2021-2026. Dalam sambutannya, Ismail menyerukan kepada seluruh kader Masika untuk terus bersinergi dan mendorong Masika ICMI agar lebih berkontributif dalam memberikan gagasan-gagasannya terkait Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0. 

Ismail Rumadan ingin cendikiawan muda muslim mengambil peran dalam perubahan dan tantangan zaman yang semakin mengarah kepada penggunaan teknologi sebagai basis segala aktivitas kehidupan manusia.

"Maka sudah seharusnya cendikiawan muda muslim mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan  segala bentuk kreasi dan invoasi dalam melakukan segala aktivitasnya di segala bidang, pendidikan ekonomi, hubungan sosial kemasyarakatan, dan agama," katanya. 

Sementara itu, demisioner Ketua Umum Masika ICMI Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi era revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan munculnya pesawat autopilot, robot pintar, komputer super, neuroteknologi, dan teknologi nano. 

"Revolusi industri 4.0 merupakan perubahan cara kerja yang berfokus pada pola ekonomi digital, kecerdasan buatan, big data, robotik dan lain-lain. Perubahan ini dikenal sebagai fenomena inovasi disruptif," ujarnya. 

Menurutnya, dampak dari industri 4.0 ini akan memengaruhi banyak hal di antaranya, memengaruhi model layanan dan bisnis, keamanan digital, siklus hidup produk, mengubah bagaimana bisnis bekerja, mengubah supply chain process

Selain itu, mengubah metode pendidikan dan tuntutan skill dari lulusan dunia pendidikan, memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi, dan yang tak kalah penting juga memengaruhi karakter dan kehidupan manusianya. 

"Di era sekarang ini, kecepatan dan penggunaan teknologi internet dapat mengantarkan siapa saja menjadi pemenang. Namun di sisi lain menyisakan sederet masalah, yaitu tergantikannya peran manusia oleh mesin pintar dan internet," pungkasnya. 

Era ini juga memunculkan  situasi VUCA, yaitu volatility (volatilitas) atau cepat berubah, uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas). Karenanya siapapun dalam situasi ini ditantang untuk bisa adaptif, agile, responsif, sekaligus inovatif. 

Dengan demikian, untuk menghadapi masalah revolusi industri 4.0, perlu disiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yang mengutamakan kualitas bukan kuantitas. 

"Lembaga yang sangat berperan dalam mempersiapkan sumber daya manusia salah satunya adalah pendidikan, termasuk organisasi perkaderan umat dan kecendekiawanan semacam ICMI dan Masika ICMI," harapnya 

Disisi lain, Mantan Komisioner KPU ini menyebutkan, pendidikan Iptek memberikan kemajuan dalam perkembangan revolusi industri 4.0. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 

"Sains mempelajari alam dan aspek-aspeknya yang diterapkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari melalui teknologi," ungkapnya 

Ferry menjelaskan, teknologi dapat diakses di mana saja dan oleh siapa saja tanpa batas. Teknologi, khususnya dunia digital, saat ini juga memberikan peluang dan tantangan sekaligus. Memberikan dampak positif dan negatif sekaligus. 

"Bagaimana misalnya, anak-anak kita saat ini sudah terbiasa dengan dunia yang serba internet, di satu sisi membuat mereka lebih cepat dan lebih mudah belajar, sementara di sisi lain kita sebagai orangtua tidak bisa maksimal dalam mengawasinya," jelansya. 

Untuk meminimalisir dampak negatif dari teknologi tersebut, menurut  dia diperlukan pengetahuan dan pemahaman agama yang luas. Islam mendorong pemeluknya untuk maju dan modern. Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan eksperimen dalam segala hal termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. 

"Dalam perspektif Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai bagian dari ayat-ayat Allah yang perlu dikaji. Di sinilah peran kita sebagai cendekiawan muslim, khususnya cendekiawan muda, untuk hadir dan turut mengakselerasi kemampuan bangsa Indonesia dan umat Islam khususnya, agar siap menghadapi kompleksitas tantangan industri 4.0," pungkasnya.

Pernas Masika ICMI turut dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan