Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Sidarto Danusubroto menyayangkan banyaknya berita bohong yang tersebar di masyarakat.
Dia menegaskan, salah satu informasi yang beredar di masyarakat adalah penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dibuat-buat.
"Saya sayangkan bahwa banyak hoaks, bahwa ini adalah setting-an, sama sekali tidak benar," kata Sidarto Danusubroto selepas menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/10).
Pernyataan tersebut dilayangkan berdasarkan kesaksiannya yang melihat kondisi Wiranto secara langsung. Menurutnya, Menko Polhukam dapat diselamatkan karena langsung mendapatkan pertolongan.
Sementara itu, Sidarto berujar bahwa saat ini Wiranto sudah dapat berkomunikasi. Tetapi suaranya masih terlampau pelan.
"Sekali lagi saya sayangkan, statemen-statemen (penusukan Wiranto) itu rekayasa, itu statamen yang sangat kejam," sambung dia.
Wiranto ditusuk pasangan suami istri yang diduga terpapar radikalisme saat kunjungan kerja di Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sempat dirawat di RSUD Pandeglang, Wiranto dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto untuk perawatan lebih lanjut.
Di sisi lain, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkapkan, para penusuk Menko Polhukam Wiranto merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Bekasi.
"Kita tahu bahwa Abu Rara (pelaku) ini dulu ada dari sel JAD Kediri. Kemudian pindah, sudah kita deteksi pindah ke Bogor, karena cerai dengan istri pertama pindah ke Menes (Banten)," kata dia.