Gempa bumi berkekuatan 5,6M yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) sekitar pukul 13.21 WIB menimbulkan sejumlah ruas jalan mengalami blokade akibat adanya longsoran. Upaya penanganan masih terus dikerahkan untuk mengatasi hal tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, satu jalan nasional dan satu jalan kabupaten tidak dapat diakses akibat longsor pascagempa. Oleh karenanya, ia menargetkan penanganan terhadap dampak bencana di jalan raya yang terblokade tersebut dapat diselesaikan hari ini.
"Ada dua jalan yang sekarang tidak bisa ditembus karena ada longsor, satu jalan nasional dan satu jalan kabupaten. Dan kita target hari ini selesai sehingga akses kendaraan tidak akan terganggu," ujar Muhadjir dalam keterangan pers di Cianjur, Selasa (22/11).
Muhadjir menyebut, upaya pembukaan akses jalan tersebut dilakukan dengan koordinasi tim gabungan. Untuk penanganan terhadap akses jalan nasional yang terdampak gempa, diperkirakan dapat selesai dalam kurun waktu sekitar 3,5 jam.
"Untuk jalan nasional itu, dalam 3,5 jam ke depan jalan sudah bisa dilewati. Begitu juga dengan jalan kabupaten, nanti kita usahakan juga ditangani secara simultan," tutur dia.
Selain akses jalan yang terhambat, imbuh Muhadjir, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun infrastruktur jalan yang juga terdampak, yakni berupa jembatan darurat.
"Untuk jembatan yang putus, ada satu jembatan, itu segera saya minta, saya informasikan kepada Pak Menteri PUPR untuk segera dibangun jembatan darurat," kata Muhadjir.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan data aduan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atas korban meninggal dari bencana gempa yang berpusat di Cianjur hingga Senin (21/11) malam mencapai 162 orang.
"Tercatat di call center BPBD, mohon izin menyampaikan berita buruk, ada 162 yang meninggal dunia, 326 luka-luka, mayoritas patah tulang dan luka karena ketimpa hingga kena benda tajam," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Senin (21/11) malam.
Menurut Ridwan Kamil, mayoritas korban meninggal pada kejadian gempa Cianjur itu adalah anak-anak. Hal itu dikarenakan gempa terjadi saat jam pelajaran dan membuat bangunan madrasah runtuh.
Dia menuturkan, data call center BPBD juga mencatat ada 7.864 pengungsi yang kemudian akan disebar minimal di 14 titik pengungsian. Rumah rusak mencapai 2.345.