Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia berada pada status darurat narkoba sejak 2015. Meski demikian, kondisi tersebut tak mengurangi niat para bandar untuk memasarkan barang haram ke Indonesia. Tercatat, hingga Juli 2017, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polri telah menembak mati sekira 30 orang. Angka tersebut meningkat dibanding 2016 yang hanya 13 orang.
Tak hanya itu, selama 2016, BNN mengungkap 807 kasus narkotika dan mengamankan 1.238 tersangka, yang terdiri dari 1.217 WNI dan 21 WNA. Dari kasus tersebut, barang haram yang disita sebanyak 2,6 ton ganja, 20 ribu batang pohon ganja, 16 hektare ladang ganja, 1, 1 ton sabu. Salain itu, harta hasil kejahatan narkoba senilai Rp261 miliar, berhasil disita aparat.
Jumlah tersebut meningkat 56% dibanding tahun 2015 sebanyak 638 kasus narkoba.
‘Pintu’ favorit penyelundupan narkoba
Akhir pekan lalu, BNN mengungkap kasus narkoba di empat lokasi berbeda di Aceh. Di lokasi pertama, Jalan Medan-Aceh kawasan Idie Rayeuk, aparat menyita 5 bungkus sabu sebagai barang bukti. Selanjutnya, di Dusun Tanjung Mulia, ditemukan sebanyak 133 bungkus sabu dan 8.500 butir ekstasi yang dikubur oleh Rahmad Ahyan. Kemudian di Desa Bukit Panjang, Aceh Tamiang, disita sebanyak 30 bungkus sabu dan 31 bungkus sabu serta 10.000 pil happy five yang disembunyikan di buah kelapa sawit di Jalan Raya Perbatasan Medan-Aceh.
“Total barang bukti yang kita sita 212,5 kg sabu, 10.000 pil happy five dan 8.500 ekstasi,” terang Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari kepada Alinea, Senin (6/11).
Para pelaku, menyelundupkan narkoba melalui jalur laut dari Malaysia dengan menggunakan kapal nelayan. Selanjutnya, mereka menuju perairan perbatasan Indonesia-Malaysia di Selat Malaka pada koordinat yang telah ditentukan oleh sindikat internasiopnal. Sedangkan, sindikat lokal dari Aceh, menjemput dan membawa narkoba ke pantai di sekitar Idi Rayeuk dan pantai di Tamiang Aceh Timur.
Dikatakan Arman, pantai timur Sumatera atau Aceh menjadi salah satu tujuan favorit pintu masuk penyeludupan narkoba sindikat international. Barang-barang tersebut, kemudian diedarkan ke seluruh Indonesia.
"Pantai timur utara Aceh menjadi tujuan favorit penyeledupan narkoba international dan bahkan lintas sumatera juga menjadi favorit penyeledupan ke seluruh Indonesia," tandasnya.
Pengungkapan barang haram yang dikirim melalui laut, juga terjadi saat BNN dan kepolisian memperingati Hari Antinarkoba pada 20 Juli 2017. Kala itu, empat warga negara WNA Taiwan dengan barang bukti sebanyak 940 kg atau hampir 1 ton sabu diringkus di Anyer, Banten.