close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta/Foto dok Fraksi PKS
icon caption
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta/Foto dok Fraksi PKS
Nasional
Selasa, 01 Juni 2021 18:43

Netty: Jangan mengaku Pancasilais sejati, sementara korupsi banyak terjadi

Pancasila dalam tindakan buat Indonesia menang melawan Covid-19.
swipe

Momentum hari lahir Pancasila pada 1 Juni diharapkan menjadi spirit bangsa untuk membumikan nila-nilai Pancasila secara nyata dalam tindakan, bukan hanya diperingati dengan upacara seremonial dan slogan di bibir atau di medsos.

"Jadikan momentum ini sebagai spirit bangsa agar Pancasila nyata dalam tindakan dan wujud dalam perilaku segenap rakyat guna membangun Indonesia tangguh. Nilai-nilai Pancasila harus dibumikan, bukan lagi hanya ada dalam upacara seremonial dan slogan di bibir atau  di media sosial," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher dalam keterangan tertulis, Selasa (01/06/2021).

Pancasila dalam tindakan, sambungnya, akan membuat Indonesia menang melawan Covid-19. "Sebab kebijakan dan program penanganan diimplementasikan dengan benar. Tanpa penyimpangan, tanpa korupsi, tanpa moral hazard," bebernya.

Para pendiri bangsa, lanjut politikus PKS ini, telah menyusun dan merumuskan Pancasila dengan pikiran yang jernih dan cermat sebagai landasan ideal yang mampu menghadapi tantangan zaman dan perkembangan lingkungan strategis.

"Pancasila digali  dari khazanah nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah mengakar sebagai jati diri bangsa sejak lama. Dan hingga kini nilai-nilai Pancasila terbukti  relevan dalam menghadapi setiap tantangan zaman dan perubahan lingkungan strategis. Generasi penerus tidak boleh meninggalkan nilai-nilai Pancasila karena pengaruh budaya global," tuturnya.

Salah satu nilai yang dapat dijadikan spirit Pancasila adalah nilai keadilan. Misalnya, urai Netty, dalam hal penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat terdampak Covid-19 maupun pemberian sanksi atas pelanggaran prokes.

"Apakah setiap anak bangsa sudah mendapatkan akses yang sama dan setara? apakah pelanggar prokes diberikan hukuman yang sama tanpa memandang latar belakangnya? Jangan kita mengaku Pancasilais sejati, sementara korupsi, kesewenangan dan pelanggaran hak orang lain masih banyak terjadi," ungkapnya.

Untuk menang melawan pandemi Covid-19, jelasnya, dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat tapi juga mampu memimpin dengan hikmat. Penanganan Covid-19, katanya, membutuhkan kepemimpinan yang konsisten dan padu dalam setiap kebijakan dan layak menjadi role model yang diteladani oleh rakyat.

"Untuk keluar dari krisis kesehatan yang mengancam stabilitas nasional ini kita membutuhkan sosok pemimpin yang arif dan bijaksana dalam membuat kebijakan. Bukan pemimpin yang hanya menuntut masyarakat untuk melakukan ini dan itu, tapi lupa untuk evaluasi diri," pungkasnya.

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan