close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto dokumentasi Kementan
icon caption
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto dokumentasi Kementan
Nasional
Senin, 01 Februari 2021 23:14

Januari 2021, Kementan torehkan peningkatan NTP dan NTUP

Mentan SYL mengungkapkan, peningkatan daya beli petani tersebut sesuai arahan Presiden Jokowi.
swipe

Kinerja sektor pertanian di awal tahun 2021 menuai hasil menggembirakan. Hal ini terlihat capaian peningkatan daya petani dan usaha petani itu sendiri yang mengalami kenaikan.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Januari 2021 sebesar 103,26 atau naik 0,01% dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,45%, lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,44 persen.

Selain NTP, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Januari 2021 sebesar 104,01 atau naik 0,01% dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Tentang hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengungkapkan, peningkatan daya beli petani tersebut tentunya sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa fokus program Kementerian Pertanian (Kementan) harus pada perbaikan taraf hidup pada petani. 

Program kegiatan difokuskan pada peningkatan produksi yang berbasis pertanian maju, mandiri dan modern dan diikuti kualitas pangan berdaya saing ekspor.

"Fungsi Kementan adalah bagian-bagian energi bagi semua pihak untuk menjaga ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman dan terkendali, terutama saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Ke depan, target kami adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai agenda yang paling utama," katanya SYL kepada wartawan, Sanin (1/2).

Tidak hanya itu, Mentan SYL membeberkan, program kerja utama Kementan 2021 menyasar pada peningkatan ketahanan pangan dan nilai tambah ekspor yakni dengan meningkatkan produktivitas pertanian dimana daerah yang mengalami defisit akan diberi perhatian yang lebih yang solusif. 

Langkah ini, dinilai dapat memberikan peningkatan pada kesejahteraan petani. "Tugas kami yang bergerak di sektor pertanian ini tidak kecil. Mau seperti apapun kondisi pandemi saat ini, kami harus terus memastikan kebutuhan pangan 273 jiwa warga Indonesia. Sekarang ini, kami harus bisa memaksimalkan potensi produk kami untuk ekspor. Lihat data kabupaten, mana saja yang membutuhkan bantuan. Kami harus bantu fasilitasi," tandasnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan, kenaikan NTP dan NTUP merupakan hasil kerja keras para petani di seluruh Indonesia, serta adanya dukungan dari pemerintah daerah dan semua pelaku usaha sektor pertanian. 

Sinergitas ini tentunya atas dorongan penuh dari Mentan SYL, sebab membangun pertanian adalah tugas negara sehingga harus melibatkan semua elemen.

"Ini adalah capaian yang membanggakan sekaligus modal awal untuk mengawali kinerja sektor pertanian. Capaian ini juga tak lepas dari kerja keras para petani sebagai ujung tombak pertanian Indonesia," kata Kuntoro.

Lebih lanjut, Kuntoro mengatakan, hingga saat ini Kementan terus menjalankan berbagai program dan terus mengawal para petani di lapangan. Upaya ini dilakukan dalam mengurangi kesenjangan antara harga di tingkat petani dan konsumen.

"Upaya pemerintah dalam pengendalian harga di tingkat petani maupun tingkat konsumen ini berdampak pada peningkatan daya beli petani. Di satu sisi, petani untung karna produk yang mereka hasilkan dibeli dengan harga tinggi," ujar Kuntoro.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, NTP subsektor pertanian di antaranya subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat. 

Komoditas yang mempengaruhi kenaikkan indeks yang diterima petani hortikultura sebelumnya adalah cabai rawit, cabai merah, tomat, kol, kubis, wortel, kentang, jeruk, dan cabai hijau

"NTP tanaman hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1% karena indeks harga yang diterima petani lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani karna adanya kenaikan harga cabe rawit," tutupnya.

Data BPS pun menyebutkan, adanya kenaikan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar 3,03% yakni Rp4.921 per kg dan di tingkat penggilingan 3,10% yakni Rp5.026 per kg dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. 

Namun begitu, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp5.318,- per kg atau turun 0,73% dan di tingkat penggilingan Rp5.432,- per kg atau turun 0,80%.

img
Andi Adam Faturahman
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan