close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Srijaya Air sedang mengudara/Foto Twitter @Puspen_TNI
icon caption
Srijaya Air sedang mengudara/Foto Twitter @Puspen_TNI
Nasional
Rabu, 10 Februari 2021 16:29

Kronologi jatuhnya SJ 182, KNKT sebut tuas mesin seperti macet

KNKT masih belum tahu mengapa tuas mesin sebelah kiri bergerak mundur.
swipe

Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kapten Nurcahyo, mengungkapkan kronologi sebelum Sriwijaya Air (SJ) 182 jatuh.

Tuas mesin (throttle) sebelah kiri pesawat, jelasnya, tiga kali bergerak mundur. Sementara tuas mesin sebelah kiri SJ 182 juga bergerak mundur tak lama setelah pesawat lepas landas pada Sabtu (9/1).

Dia melanjutkan, Flight Data Recorder (FDR) mencatat, pada ketinggian sekitar 1.980 kaki, autopilotnya mulai aktif dan SJ 182 terus naik hingga ketinggian sekitar 8.150 kaki. Kemudian, tuas mesin sebelah kiri bergerak mundur dan tenaga mesin atau putaran mesin juga ikut berkurang.

Selanjutnya pada pukul 14.38 WIB, pilot Sriwijaya Air SJ182 meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 75 derajat. Namun, dikhawatirkan berpapasan dengan pesawat lain, ATC meminta Sriwijaya Air AJ182 berhenti naik di ketinggian sekitar 11.000 ribu kaki.

Lalu, pukul 14.39 WIB, sekitar detik ke-57, tuas mesin sebelah kiri pesawat kembali bergerak mundur saat pesawat melewati ketinggian 10.600 kaki. Di sisi lain, tuas kanan pesawat dalam posisi tetap.

Sekitar pukul 14.40 WIB, ketika FDR merekam ketinggian mencapai 10.900 kaki, SJ 182 mulai turun dan tuas mesin sebelah kiri berkurang. Autopilot tidak aktif (disengage) ketika arah pesawat di 0,16 derajat.

“Sikap pesawat pada posisi naik (pitch up), pesawat miring ke kiri (roll),” ujar Nurcahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2).

KNKT masih belum tahu mengapa tuas mesin sebelah kiri bergerak mundur.

“Saat ini yang kita ketahui tuas sebelah kiri bergerak mundur, tetapi apakah ini rusak, kita belum tahu. Karena dua-duanya (tuas mesin sebelah kanan dan kiri) menunjukkan sikap yang berbeda. Artinya, dua-duanya mengalami anomali,” tutur Nurcahyo.

Tuas mesin sebelah kanan, kata dia, diperkirakan benar-benar tidak bergerak. “Seperti macet. Jadi, kita tidak tahu yang mana yang rusak, yang kiri atau yang kanan. Inilah yang belum bisa kita jelaskan sampai hari ini,” ucapnya.

Untuk mengetahui apakah tuas mesin sebelah kiri mengalami kerusakan, maka perlu membedah. Ia berharap penelitian lebih lanjut dapat menjawab penyebabnya.

Di sisi lain, pencarian terhadap cockpit voice recorder (CVR) disebut sudah terdeteksi lokasinya. Namun, masih tertutup lumpur. Koordinat temuan lokasi CVR Sriwijaya Air SJ182 dipetakan melalui acuan titik ditemukan FDR, ULB dari CVR dan electronic modul atau casing dari CVR.

“Mengapa pilot tidak bisa merecover, mudah-mudah kalau CVR sudah ditemukan, kita bisa mendapatkan jawaban apa yang terjadi di cockpit. Bagaimana diskusi antar pilot dan apa yang mereka lakukan,” ucap Nurcahyo.

Peristiwa nahas terjadi ketika pesawat Sriwijaya SJ-182 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju Pontianak, Sabtu (9/1/2021) pada pukul 14.36 WIB. Total penumpang 62 orang, terdiri dari 12 kru pesawat, 43 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan