Jemaah haji Indonesia yang datang ke Makkah melalui dua keberangkatan. Gelombang pertama dari Madinah, dan gelombang kedua datang dari Tanah Air.
Ini artinya Para petugas Daerah Kerja Makkah sudah harus makin antisipatif terhadap potensi kekurangan air, karena dua gelombang itu sudah datang sejak 8 Juni.
Direktur Bina Haji selaku Pembina Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsad Hidayat meminta para petugas di sektor Daker Makkah untuk memantau ketersediaan air di hotel-hotel jemaah. Sebab, jemaah haji mulai memadati Kota Makkah, baik dari Indonesia maupun negara lainnya.
“Potensi air habis di hotel akan ada karena jemaah di Makkah semua. Pengawasan air harus ada agar tidak terjadi masalah,” kata Arsad di hadapan para Kepala Sektor dan petugas Daker Makkah di kantor Daker Makkah, Rabu, seperti dikutip Kemenag, Jumat (9/6/2023).
Operasional ibadah haji telah berjalan sejak 23 Mei 2023. Jemaah haji secara bertahap masuk ke Asrama Haji. Sehari setelahnya, jemaah mulai diberangkatkan ke Arab Saudi. Pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang pertama menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah berakhir 8 Juni 2023, ditutup dengan kedatangan jemaah kloter 38 Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS 38). Total ada 263 kloter dengan 100.001 jemaah yang mendarat di Madinah dari 24 Mei – 8 Juni 2022.
Menjelang puncak haji, kondisi lalu lintas di Makkah akan semakin padat. Karenanya, proses penyediaan air di hotel harus dilakukan secara cermat agar tidak sampai terlambat akibat terkendala kemacetan di jalan.
Sejak 1 Juni 2023, jemaah yang tiba di Madinah secara bertahap diberangkatkan menuju Makkah. Sampai hari ini pukul 01.00 WIB, tercatat ada 120 kloter dengan 46.341 jemaah yang sudah tiba di Makkah dari Madinah.