close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam konferensi pers tentang respons terhadap Covid-19 di Tokyo, Senin (25/5/2020). Foto Antara/Reuters/Kim Kyung-Hoon
icon caption
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam konferensi pers tentang respons terhadap Covid-19 di Tokyo, Senin (25/5/2020). Foto Antara/Reuters/Kim Kyung-Hoon
Nasional
Selasa, 26 Mei 2020 12:24

Jepang cabut status darurat Covid-19

Langkah itu diambil karena pemerintah merasa telah berhasil mengendalikan sebagian besar penyebaran virus di dalam negeri.
swipe

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Senin (25/5) mencabut keadaan darurat Covid-19 di lima prefektur yang masih berada di bawah pembatasan sosial, termasuk Tokyo.

Langkah itu diambil karena pemerintah merasa telah berhasil mengendalikan sebagian besar penyebaran virus di dalam negeri.

"Hari ini, pemerintah akan mencabut keadaan darurat di seluruh negeri," kata Abe dalam sebuah konferensi pers.

Pencabutan keadaan darurat terjadi setelah panel yang terdiri dari penasihat kesehatan untuk pemerintah mendukung langkah tersebut.

Keadaan darurat pertama kali dideklarasikan untuk Tokyo, Osaka, dan lima prefektur lainnya pada 7 April. Setelah itu, keadaan darurat diperluas secara nasional pada pertengahan April.

"Panel penasihat telah sepakat bahwa semua prefektur tidak lagi perlu berada di bawah keadaan darurat. Mereka mengatakan, keputusan untuk mencabut status darurat adalah langkah yang tepat," tutur Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura.

Dia menambahkan bahwa situasi penyebaran coronavirus jenis baru akan dipantau dan ditinjau setiap tiga minggu.

Nishimura juga mengatakan, kegiatan sosial dan ekonomi, termasuk acara publik berskala besar, akan diperbolehkan untuk digelar kembali.

PM Abe kini berfokus untuk membuat masyarakat Jepang beradaptasi dengan kenormalan baru atau "new normal", yang menyeimbangkan antara peremajaan ekonomi dan upaya untuk tetap mengekang penyebaran Covid-19.

Abe sebelumnya menyatakan bahwa keadaan darurat dapat kembali diberlakukan jika Negeri Sakura menghadapi ancaman gelombang kedua infeksi Covid-19.

"Bisnis dan rutinitas harian kami akan sepenuhnya terganggu jika kami melanjutkan pembatasan sosial ketat terhadap kegiatan sosial dan ekonomi," kata Abe. "Mulai sekarang, penting untuk berpikir tentang bagaimana kami dapat kembali berbisnis dan menjalani kehidupan seperti biasa, sambil tetap mencegah risiko gelombang kedua infeksi."

Dia menegaskan, meskipun keadaan darurat telah diangkat, warga tetap perlu mengenakan masker dan menjaga jarak sosial atau melakukan social distancing. (Xinhua)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan