close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Jokowi diminta meninjau ulang sentralisasi lembaga riset lantaran kehadiran BRIN dalam 2 tahun nihil karya dan sarat polemik. Google Maps/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
icon caption
Jokowi diminta meninjau ulang sentralisasi lembaga riset lantaran kehadiran BRIN dalam 2 tahun nihil karya dan sarat polemik. Google Maps/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Nasional
Jumat, 10 Februari 2023 13:33

BRIN nihil karya dan sarat polemik, Jokowi diminta tinjau ulang sentralisasi lembaga riset

Alih-alih proses konsolidasi yang menyeluruh, yang terjadi justru transisi tanpa akhir sejak BRIN dibentuk.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta meninjau ulang keberadaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lantaran pendekatan sentralistis sulit berhasil. Dicontohkan dengan yang telah dilakukan dan dihasilkan BRIN.

"BRIN yang diharapkan dapat mensinergikan kelembagaan riset dan teknologi, yang berujung pada peningkatan kinerja invensi dan inovasi, ternyata sampai hari ini belum menghasilkan apa-apa," kata anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, Jumat (10/2).

BRIN dibentuk dengan meleburkan sejumlah lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, termasuk badan penelitian dan pengembangan (litbang) kementerian, sejak 2 tahun lalu. Namun, kebijakan tersebut menuai polemik.

Alih-alih proses konsolidasi yang menyeluruh, ungkap Mulyanto, yang terjadi justru transisi tanpa akhir. Misalnya, sumber daya manusia (SDM), organisasi, pendanaan dan anggaran riset, perencanaan program, peralatan dan ruang laboratorium, infrastruktur riset, aset, hingga kursi dan ruang kerja.

"Ini disebabkan karena sejak awal proses pembentukan kelembagaan BRIN bertele-tele, menuai kontroversi, penuh risiko, menimbulkan banyak korban, dan inkonstitusional," tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

Mulyanto lantas meminta Presiden Jokowi dan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri, segera bersikap. Apalagi, penggabungan lembaga riset menelan korban yang tidak sedikit dan mengancam kegiatan riset nasional.

"Kita dengar kisah tragis ratusan tenaga terampil dari kapal Baruna Jaya yang sesaat bersandar usai misi pelayaran langsung di-PHK. Begitu juga para ahli yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19 di LBM Eijkman diberhentikan dan laboratoriumnya dipindah paksa. Laboratorium LAPAN di Pasuruan, Jawa Timur, ditutup. Maka, tak kurang menuai protes NASA," ungkapnya.

Mulyanto menambahkan, Indonesia terancam kekurangan peneliti dan periset apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut. "Mau sampai kapan pemerintah membiarkan peristiwa ini terjadi?"

 

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan