Presiden RI Joko Widodo optimistis pembangunan infrastruktur di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, berjalan lancar setelah kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di daerah itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai berkunjung ke Kabupaten Asmat meyakini hal itu sebagaimana keterangan tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin di Jakarta, dilansir Antara, Jumat (13/4).
Tercatat pembangunan infrastruktur di Kabupaten Asmat meliputi pembangunan jangka pendek maupun menengah mulai dari infrastruktur air bersih, sanitasi, jembatan, perbaikan jalan kampung, bedah rumah, hingga pembangunan permukiman baru.
"Saya lihat tadi semuanya, semuanya berjalan dengan baik. Kita juga membangun tampungan untuk air baku ada sembilan yang lima di Agats kemudian yang empat dibangun di distrik-distrik yang ada," kata Presiden.
Tentang gizi anak-anak, Presiden menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan Bupati Asmat untuk benar-benar memperhatikan gizi anak-anak di Kabupaten Asmat.
Saat ini, kata Kepala Negara, ada 320 anak setiap hari diberikan kacang hijau, sayur, dan makanan bergizi lainnya. Namun, yang ada di distrik-distrik penanganannya tidak mudah.
"Ada 13 puskesmas. Namun, pemberian gizi di distrik tidak mudah karena keterisolasian," kata Presiden.
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah membangun jalan Transpapua untuk membuka daerah yang terisolasi.
"Memudahkan kepada kita untuk bisa mengakses kepada distrik, mengakses pada kabupaten, ada koneksi antarprovinsi, ada koneksi antarkabupaten/kota. Arahnya ke sana, jadi kalau ini belum bisa kita selesaikan, sulit meyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan distrik-distrik yang ada, di kabupaten mana pun," ujar Presiden.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Kabupaten Asmat, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Pj. Gubernur Papua Soedarmo, dan Bupati Asmat Elisa Kambo.
Saat tiba di helipad kawasan Pelabuhan Laut Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (12/4), Presiden dan Ibu Negara Iriana disambut tarian selamat datang dan juga dianugerahi gelar adat yang secara simbolis ditandai dengan penyerahan kayuh perahu dan noken.
Presiden diberi nama adat yang telah diputuskan dalam Musyawarah Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Asmat, yaitu Kambepit.
Kambepit adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat memasuki era perubahan, masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern seperti sekarang ini.
Dengan pemberian nama Kambepit dan gelar adat sebagai Panglima Perang kepada Presiden Joko Widodo, masyarakat adat Asmat menginginkan agar Jokowi bisa menjadi Panglima Kambepit pada masa kini yang memimpin mereka menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik.