Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dan ormas Islam lainnya mengatasi tantangan bangsa dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Kemitraan tersebut melalui pelaksanaan berbagai program yang tengah dikerjakan,
"Ada banyak program lain yang sedang pemerintah kerjakan bersama Nahdlatul Ulama dan ormas Islam lainnya karena tantangan yang kita hadapi masih sangat banyak dan sangat berat," ujarnya dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Jakarta, Senin (18/9).
"Dengan terus didampingi para ulama, didampingi para kiai, insyaallah bangsa Indonesia bisa memenangi masa depan, bisa mewujudkan Indonesia Emas, dan bisa menjadi negeri yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur," imbuhnya, mengutip video dalam kanal YouTube NU Online.
Di sisi lain, Jokowi mengapresiasi upaya NU dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui lembaga pendidikan yang dimilikinya. Karenanya, pemerintah turut membangun gedung Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di DIY.
"Saya saat itu tidak mau dinego, harus 9 lantai sebab angka 9 itu penting bagi NU. NU itu bintang 9. Sembilan itu Wali Songo. Songo itu, kan, 9. Alhamdulillah, saat ini, gedung 9 lantai sudah selesai dibangun. Interior dan furnitur hampir selesai, dan sudah mulai dipergunakan walaupun belum diresmikan," tuturnya.
"Rencananya, akan dibangun lagi gedung baru di sebelahnya. Saya juga minta lantai sembilan lagi, sehingga nanti menjadi gedung kembar, dan ini menunjukkan kedekatan Indonesia dengan dunia Islam," sambungnya.
Jokowi berharap, UNU Yogyakarta mampu menjadi lokomotif yang menarik banyak lembaga pendidikan tinggi NU untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Selain itu, bersaing menjadi tenaga profesional dan wirausaha yang tetap berakar kuat kepada ke-NU-annya.
"Saat ini, UNU Jogja sedang kita fasilitasi untuk bekerja sama dengan Uni Emirat Arab dan pendirian MBZ School of Future Studies. Sedang dalam proses," ucap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Di sisi lain, Jokowi mengapresiasi upaya digitalisasi yang dilakukan Pengurus Besar NU (PBNU) guna mengonsolidasikan kekuatan organisasi di Tanah Air dan luar negeri. Menurutnya, cara tersebut dapat meningkatkan peran NU di bidang lain, utamanya iptek, dunia profesional, dan kewirausahaan.
"Saya mendukung inisiatif Bapak Kiai Haji Yahya Staquf, Ketua Umum PBNU, yang melakukan digitalisasi. Selain membantu memperbaiki cara kerja organisasi, digitalisasi ini juga akan menghubungkan para nahdiyin di seluruh dunia [untuk] saling berbagi komitmen, saling bekerja sama, bersama meningkatkan kualitas diri, bersama-sama mencari solusi untuk NKRI dan kesejahteraan umat," urainya.