close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan), Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri), Ibu Mufidah Jusuf Kalla (kanan) dan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa (kiri) berbincang usai pelantikan di I
icon caption
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan), Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri), Ibu Mufidah Jusuf Kalla (kanan) dan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa (kiri) berbincang usai pelantikan di I
Nasional
Rabu, 13 Februari 2019 20:52

Jokowi lantik Gubernur Jatim perempuan pertama

Presiden Joko Widodo melantik Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024.
swipe

Presiden Joko Widodo melantik Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024.

Pelantikan Khofifah dan Emil berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.2/P tahun 2019 tertanggal 8 Januari 2019. Khofifah tercatat sebagai Gubernur Jatim perempuan pertama sepanjang sejarah di Bumi Majapahit.

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur, sebagai sebagai wakil gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD Negara RI tahun 1945 dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat nusa dan bangsa," kata Khofifah Indar Parawangsa dan Emir Dardak mengucapkan sumpah jabatan yang dibacakan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2) sore.

Pelantikan itu juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Mufidah Kalla, para menteri Kabinet Kerja, para kepala lembaga tinggi negara, sejumlah ketua partai politik dan juga Gubernur Jawa Timur 2014-2019 Soekarwo serta sejumlah pejabat negara dan daerah lainnya.

Sebelum dilantik, Khofifah dan Emil menerima salinan surat keputusan presiden dan arak-arakan bersama dengan Presiden dan Wakil Presiden dari Istana Merdeka menuju Istana Negara.

Status Khofifah sebagai gubernur menjadi sejarah baru di Jawa Timur. Sebab, sejak 1945 tak ada satu pun kepala daerah di provinsi paling timur Pulau Jawa itu dijabat seorang perempuan.

Per 13 Februari tahun ini, Khofifah-Emil Dardak menggantikan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang sejak 12 Februari mengakhiri masa jabatan usai menjabat dua periode (2009-2014 dan 2014-2019).

Presiden Jokowi memerintahkan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak bekerja cepat.

"Ya secepatnya, secepat-cepatnya langsung tancap gas bekerja untuk masyarakat di provinsi Jawa Timur, untuk Ibu Khofifah Indar Parawansa dan juga untuk Pak Emil Dardak. Semuanya, pesan saya tadi hanya satu, cepat, gas, bekerja," kata Jokowi usai pelantikan.

Khofifah seusai dilantik mengatakan ingin menyatukan layanan pengaduan masyarakat.

"Kita berharap layanan dapat disatukan menjadi cetar, cepat tanggap dan responsif apakah terkait dengan PIRT (Produksi Industri Rumah Tangga), sertifikasi lahan, layanan kesehatan," ungkap Khofifah.

Selanjutnya dari 21.700 pegawai tidak tetap di sektor pendidikan, ditargetkan dapat diangkat seluruhnya berdasarkan APBD 2019.

"Ini sebagai hasil koordinasi yang baik antara saya dengan Pak Emil dan Pakde Karwo, kita sisir janji kampanye semua dan kita break down dalam RAPBD," tutur Khofifah.

Namun, sasaran utama Khofifah adalah percepatan penurunan tingkat kemiskinan Jatim khsusunya di pedesaan.

"Termasuk percepatan penurunan kemiskinan lebih signifikan karena kemiskinan yang akut di pedesaan antara lain karena beban lansia yang miskin di pedesaan. Kami ingin intervensi keluarga lansia melalui PKH (Program Keluarga Harapan) plus dan jadi bagian 33 hari pertama," tambah Khofifah.

Program lain menurut Khofifah adalah adopsi sungai Brantas karena ada 1,2 juta popok bayi di Jawa Timur setiap harinya dibuang ke sungai.

"Ada 2,9 juta diapers bayi yang dipakai tiap hari di Jawa Timur dan 1,2 juta di antaranya dibuang ke sungai. Saya ingin mengajak volunteer dan CSR perusahaan agar menyediakan truk atau tronton ada di 99 jembatan untuk bisa juga bersih-bersih sungai, jadi adopsi sungai bersih melalui program bersih Sungai Brantas dalam program 99 hari," ungkap Khofifah.

Sementara Emil sendiri mengaku siap ditempatkan di mana saja. "Saya kalau dibutuhkan di mana harus selalu siap," ujar Emil singkat.

Kirab sebelum pelantikan Khofifah-Emil sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jatim/ Antara Foto

Jalan panjang Khofifah

Khofifah Indar Parawansa sebelumnya menjabat Menteri Sosial sejak 27 Oktober 2014, lalu pada 17 Januari 2018 mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.

Emil Dardak sebelum menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur adalah Bupati Trenggalek yang dilantik sejak 17 Februari 2016 bersama wakilnya, Mochamad Nur Arifin.

Khofifah untuk pertama kalinya mencalonkan diri menjadi Gubernur Jatim pada 2008 bersama Mudjiono melawan empat pasangan lain, yaitu Sutjipto-Ridwan Hisjam, Soenarjo-Ali Maschan Moesa, Achmady-Suhartono, dan Soekarwo-Saifullah Yusuf.

Khofifah-Mudjiono dan Soekarwo-Saifullah Yusuf melaju ke putaran kedua, bahkan dilakukan putaran ketiga di beberapa daerah di Pulau Madura.

Kendati demikian, yang berhasil memenangkan adalah Soekarwo-Saifullah Yusuf dengan perolehan suara 50,11%, sedangkan Khofifah harus legawa dengan suara 49,89%.

Meski gagal pada 2008, Khofifah masih berambisi menjadi gubernur dan memutuskan maju lagi pada 2013 bersama Herman Sumawiredja.

Lawannya kembali Soekarwo-Saifullah Yusuf yang hasil akhirnya harus kembali mengakui keunggulan pesaingnya tersebut. Rincian suaranya, Soekarwo-Saifullah Yusuf memperoleh 8.195.816 suara (47,25%), sedangkan Khofifah-Herman harus puas dengan capaian 6.525.015 suara (37,62%).

Kesabaran ketua umum PP Muslimat NU itu berbuah manis. Usai dua kali kalah, akhirnya Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak sukses menuju Grahadi.

Berdasarakan catatan KPU Jatim, pasangan Khofifah-Emil Dardak unggul Pilkada Jatim 2018 dengan raihan 10.465.218 (53,55%) suara, sedangkan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno mendapat 9.076.014 (46,45%) suara.

Rinciannya, total suara yang masuk dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur 20.323.259 suara, dan dari jumlah itu, suara yang dinyatakan sah sebanyak 19.541.232 suara, lalu 782.027 suara dinyatakan tidak sah.

Dalam Pilkada Jatim 2018, pasangan Khofifah-Emil diusung koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN, dan NasDem, sedangkan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno diusung gabungan PDI Perjuangan, PKB, PKS, dan Gerindra.

Usai dilantik, keduanya mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena ingin mengedepankan aspek preventif (pencegahan) dalam pengelolaan pemerintahan daerah, kemudian keesokan harinya ke kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Pada Kamis (14/2) siang, Khofifah-Emil akan mendarat di Surabaya dan langsung menuju Masjid Al Akbar untuk sujud syukur, dilanjutkan pawai ke Tugu Pahlawan menggunakan 99 jip terbuka dan kendaraan lainnya untuk melakukan pidato kerakyatan.

Sesampainya di Tugu Pahlawan disambut 199 tari remo, lalu dari pidato kerakyatan menuju Siola dengan kawalan 99 sepeda kuno milenial, dilanjut arak-arakan dengan kereta "ul daul" menuju Gedung Negara Grahadi.

Setibanya di Grahadi, Khofifah-Emil bakal disambut tarian sufi dengan 99 penari, bahkan sejak pagi digelar khatmil Qur'an mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB dengan 99 hafidz/hafidzah.

Pada Jumat (15/2), ia langsung bekerja karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus dikerucutkan sampai kepada kristalisasi yang berseiring dengan Nawa Bhakti Satya.

Barulah Senin (18/2) dilakukan serah terima jabatan di Kantor DPRD Jatim, sekaligus penyampaian visi-misi Gubernur Jatim periode 2019-2024 di hadapan 100 anggota DPRD Jatim.

Jelaskan Program Khofifah pada beberapa kali menjelaskan program kerjanya bersama Emil Dardak menyimpan arti seperti doa setiap hari, yaitu bermakna memohon kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Total ada sembilan program kerja yang disiapkan untuk menyejahterakan masyarakat Jatim, pertama "Jatim Sejahtera" yang orientasinya pengentasan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial, kedua "Jatim Kerja" yaitu berfokus kepada Milenial Job Center dengan cara memberikan pelatihan kerja, pendidikan vokasi, membantu starting up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan usaha pada tahap awal usaha. Program ketiga, "Jatim Cerdas dan Sehat" yang fokus pada pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas, keempat adalah "Jatim Akses" yang diprioritaskan untuk membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar.

Program kelima "Jatim Berkah", yaitu memberi tunjangan kehormatan imam masjid di kampung, pesisir, dan pulau terluar, keenam "Jatim Agro" yang diprioritaskan untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan.

Program ketujuh, "Jatim Berdaya" yang diprioritaskan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa, lalu program kedelapan "Jatim Amanah" yang bertujuan menyelenggarakan pemerintahan bersih, efektif, dan antikorupsi.

Program kesembilan "Jatim Harmoni", yakni menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan telah memiliki rencana dan target kerja dalam 99 hari pertama pemerintahannya yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu program dikerjakan pada 33 hari pertama, 33 hari kedua, dan 33 hari ketiga.

Tanpa mengurai detail program prioritas kerja dimaksud, Emil mengilustrasikan bahwa penggunaan istilah (target kerja) 99 hari pertama karena alasan simbolis, seperti angka sembilan yang dinilai angka baik 99 mirip "Asmaul Husna". Bersama-sama Di Jawa Timur, pejabat-pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sudah menyampaikan ucapan selamat datang kepada Khofifah-Emil Dardak untuk selanjutnya bersama-sama membawa Jatim menuju arah lebih baik dari segala segi.

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto secara terang-terangan siap mengajak Khofifah naik kapal perang terbesar dan terbaik yang dimiliki Angkatan Laut.

"Saya siap mengajak Ibu Khofifah melihat dari dekat karya pembangunan di Jatim dari laut, seperti Jembatan Suramadu, PLTU-PLTU, hingga bagaimana menjaga keamanan dan ketertiban," katanya.

Jenderal TNI AL bintang dua itu, mengucapkan selamat kepada Khofifah-Emil yang akan menjabat selama lima tahun ke depan dan berharap mampu membawa masyarakat Jatim semakin sejahtera.

Tokoh ulama nasional Habib Syech Abdul Qodir Assegaf pada selawat, Selasa (12/2) malam, tak lupa mendoakan Khofifah-Emil sukses membawa Jatim.

Ia berharap, pemimpin baru Jatim itu mampu meneruskan dan menjadikan daerah setempat lebih baik. "Jawa Timur masyarakat dan pemimpinnya juga senang berselawat, insyaallah selalu aman, tambah makmur dan subur berkat rida Allah SWT," ucapnya.

Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf 2014-2019 juga menegaskan dukungannya kepada Khofifah-Emil agar lebih baik memimpin Jatim.

Mantan ketua umum GP Ansor tersebut berpesan agar Khofifah bisa menciptakan legacy atau warisan sebagai penanda, seperti penanganan masalah banjir tahunan di Sampang Madura dan Kraton Pasuruan yang sampai sekarang tak kunjung bisa diselesaikan.

"Saya berharap Bu Khofifah bisa menyelesaikannya. Termasuk membangun bumi perkemahan berskala global untuk kegiatan Pramuka," katanya.

Berbagai kalangan, terutama di provinsi yang segera dipimpin mereka untuk lima tahun ke depan ini, mengucapkan selamat bekerja untuk Jatim kepada Khofifah-Emil Dardak. 

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024. / Antara Foto

Profil Khofifah-Emil

Khofifah Indar Parawangsa sebelumnya menjabat Menteri Sosial sejak 27 Oktober 2014-17 Januari 2018. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada 1999-2001.

Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.

Sedangkan Emil Dardak sebelum menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur adalah Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016 hingga 12 Februari 2019.

Emil yang berpasangan dengan Wakil Bupati, Mochamad Nur Arifin, memenangkan pemilihan kepala daerah serentak di Kabupaten Trenggalek tahun 2015 dengan perolehan suara sebanyak 292.248 suara atau sekitar 76,28%. Ia dan Mochamad Nur Arifin menjadi pasangan termuda pada pilkada serentak 2015.

Emil meraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan