Presiden Joko Widodo berpesan agar organisasi yang bergerak di bidang kecendekiawanan mampu bertransformasi untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Tantangan semakin tidak ringan, kita perlu menemukan cara dan strategi baru dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat,” tutur Jokowi ketika berpidato dalam Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI 2021-2026 dan Rapat Kerja Nasional, Sabtu (29/1).
Oleh sebab itu, transformasi diperlukan, baik sebagai bangsa maupun organisasi dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat, menemukan cara yang paling tepat dalam menghadapi tantangan dan menemukan peluang, serta beradaptasi. Rapat Kerja Nasional ICMI sendiri tahun ini mengambil tema Transformasi ICMI menuju Indonesia Emas 2045.
Jokowi menambahkan saat ini pemerintah bekerja keras dalam transformasi struktural agar negara makin kompetitif. Targetnya Indonesia mampu melakukan reformasi birokrasi, membuka lapangan pekerjaan, menyejahterakan petani dan nelayan, peningkatan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mengedepankan produk dalam negeri, dan mempermudah investasi.
“Untuk itulah UU Cipta Kerja disahkan, guna membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberikan nilai tambah di dalam negeri,” imbuh Jokowi.
Selanjutnya, Indonesia harus mampu menciptakan hilirisasi industri di mana negara tidak hanya mengekspor barang mentah. Namun juga barang setengah jadi atau barang jadi untuk menambah keuntungan.
Ketua ICMI 2021-2026 yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Ari Satria mengatakan ICMI sebagai sebuah organisasi berkomitmen untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat madani, dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta pemahaman agama.
"ICMI akan bekerja atas dasar perpaduan napas ke-Islaman, ke-Indonesiaan, dan kecendekiawanan. Dalam napas ke-Islaman, ICMI akan menerapkan nilai-nilai universal Islam, ditambah dengan melihat keberagaman suku sebagai latar belakang ke-Indonesiaan, dan menyeimbangkan zikir dan pikir untuk memaknai kecendekiawanan," tuturnya.