Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Panglima TNI Jenderal Yudo Margono, mengedepankan pendekatan humanis tanpa mengurangi tindakan tegas dalam meredam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Jokowi juga meminta Yudo mengurangi personel TNI di Papua.
"Saya kira baik pendekatan humanis, pengurangan prajurit TNI di Papua juga baik tetapi juga harus tegas. Karena kalau enggak tegas di sana, KKB selalu berbuat seperti itu. Ya enggak akan selesai-selesai masalahnya," ujar Jokowi usai melantik Yudo Margono sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa di Istana Negara, Senin (19/12).
Meski kepemimpinan TNI terus berganti, namun persoalan KKB masih bercokol di Papua. Upaya pemberontakan terus dilakukan KKB yang diaktori Tentara Nasional Pembebasan-Operasi Papua Militer (TNP OPM). Sementara itu, korban terus berjatuhan, baik dari kalangan TNI-Polri maupun warga sipil.
Sebulan terakhir misalnya, tercatat ada tiga serangan yang dilakukan KBB terhadap warga sipil dan aparat. Dalam serangan itu lima warga sipil tewas.
Terbaru, Polri dan KKB kembali terlibat kontak senjata. KKB menyerang iring-iringan polisi di Kepulauan Yapen, Papua, Rabu (14/12). Serangan KKB itu menewaskan warga sipil bernama Yeferson Sayuri yang tewas tertembak bagian dada.
Terpisah, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, akan berkoordinasi dengan Yudo Margono terkait upaya meredam KKB di Papua.
"Ya kita akan bicarakan itu dengan panglima untuk meneruskan langkah-langkahnya dan kebijakan Pak Andika (eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa) dan Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit), kita akan koordinasikan di kantor wakil presiden. Karena berdasar Inpres (instruksi presiden) dan UU Nomor 2 tahun 2021 nanti koordinasinya itu di bawah wakil presiden," ucap Mahfud MD usai menghadiri pelantikan Yudo di Istana Negara, Senin.