Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan adanya relokasi usai peristiwa kebakaran depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Wacana ini sudah disampaikan ke Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Jokowi mengatakan, hal ini sebagai solusi untuk memastikan warga bermukim di wilayah yang lebih aman. Pembicaraan ini akan dilanjutkan bersama dengan pihak Pertamina.
"Terutama, karena ini zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya. Bisa saja Plumpangnya digeser ke reklamasi atau penduduknya yang digeser ke relokasi," kata Jokowi kepada wartawan, Minggu (5/3).
Jokowi menyebut, dalam satu atau dua hari pihak Pertamina akan memutuskan eksekusi relokasi akan dilakukan terhadap depo atau warga.
Menurut Jokowi, di eranya menjabat sebagai Gubernur DKI pernah ada pembahasan zona berbahaya ini akan dijadikan sungai. Namun, belum ditemukan solusi untuk warga yang bermukim di sekitar depo.
"Zona ini memang harusnya zona air entah dibuat sungai entah dibuat, harus melindungi dari objek vital yang kita miliki," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyebut jumlah korban luka berat akibat kebakaran depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara (Jakut) kembali bertambah. Sebelumnya, pukul 06.00 WIB pagi ini disebut jumlah korban luka berat mencapai 37 orang.
"Luka berat 49 jiwa," ujar Suharyanto saat meninjau lokasi kebakaran, Plumpang, Minggu (5/3).
Menurut Suharyanto, masih terdapat 18 orang yang dinyatakan hilang karena terpisah dari keluarganya dalam peristiwa ini. Dia menegaskan, orang yang dinyatakan hilang belum tentu menjadi korban karena proses pencarian dilakukan hingga saat ini.
Dia tak memungkiri, orang yang terpisah tempat dari keluarganya mungkin saja terjadi mengingat kondisi saat ini sangat padat.
Kemudian, jumlah pengungsi pun bertambah hingga saat ini. Posko pengungsian sendiri berada di RPTRA Rasela, Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Masjid Al Solihin, Kantor Kecamatan Rawa Badak Selatan, Gedung Golkar Koalang, dan beberapa tempat lain.
"Pengungsian ini ada 1.085 yang mengungsi," tutur Suharyanto.