Presiden Jokowi menargetkan kepemimpinannya dapat membawa Indonesia masuk dalam jajaran lima besar ekonomi dunia. Menurut Jokowi, target tersebut bukanlah target muluk-muluk yang sulit dicapai.
Dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden RI periode 2019-2024, Jokowi optimistis target tersebut dapat tercapai pada 2045 mendatang. Saat itu, Jokowi memimpikan pendapatan rata-rata penduduk Indonesia Rp320 juta per tahun atau Rp27 juta per bulan.
"kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai," kata Jokowi di Gedung DPR/MPR RI, di Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
untuk mencapai target tersebut, Jokowi menyebut lima hal utama yang akan dikerjakan pemerintahannya selama lima tahun ke depan. Pertama, membangun sumber daya manusia Indonesia agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jokowi menyebut salah satunya dilakukan dengan cara mengundang talenta-talenta global, untuk bekerja sama.
Kedua, melanjutkan pembangunan infrastruktur. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendongkrak lapangan kerja dan mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.
Ketiga, menyederhanakan sejumlah regulasi yang dinilai menghambat. Pemerintah, kata dia, juga akan mengajukan dua rancangan undang-undang kepada DPR untuk mendukung target tersebut, yaitu UU Cipta Lapangan Kerja, dan UU Pemberdayaan UKM.
"UU tersebut akan menjadi Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU. Puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi," katanya menjelaskan.
Program keempat adalah penyederhanaan birokrasi. Jokowi mewacanakan pemangkasan level jabatan yang ada saat ini, dari eselon I hingga eselon IV, menjadi dua level saja.
"Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," katanya.
Adapun yang kelima, adalah melakukan transformasi ekonomi. Jokowi menginginkan Indonesia tak lagi bergantung pada sumber daya alam, melainkan bertumpu pada manufaktur dan jasa modern. Kedua hal tersebut dinilai memiliki daya saing lebih tinggi bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan agar seluruh masyarakat bekerja keras, bekerja cepat, dan produktif. Kerja yang dilakukan, kata Jokowi, tidak boleh lagi berorientasi pada proses, melainkan pada hasil nyata.
Jokowi pun mengingatkan jajarannya, bahwa tugas yang diemban bukanlah sekedar melaksanakan kebijakan, melainkan membuat masyarakat menikmati pelayanan. Karena itu, dia meminta para menteri agar memastikan rakyat benar-benar merasakan kebijakan yang diambil.
"Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat," katanya.