Jumlah laboratorium yang ditunjuk untuk menguji spesimen dari tes usap (swab) pasien terduga ataupun positif terinfeksi dan tenaga medis penangan coronavirus anyar (Covid-19) di Jawa Timur bertambah. Sebelumnya hanya dilakukan di Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga (ITD Unair) dan Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menambahkan, pihaknya juga telah menerima 41.000 reagen–alat untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 dari hasil usap dengan polymerase chain reaction (PCR). "Dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ucapnya.
Empat lab tambahan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo (240-300 tes per hari), Rumah Sakit Universitas Brawijaya atau RSUB (100-150 tes/hari), Balai Besar Laboratorium Kesehatan atau BBLK (186 tes/hari), serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan atau BBPOM Surabaya (50-100 tes/hari). Sedangkan ITD Unair berkapasitas 166 tes/hari dan BBTKLPP 186 tes/hari.
"Bantuan reagen langsung didistribusikan ke laboratorium tes PCR yang telah ditunjuk," imbuhnya. Perinciannya, masing-masing 10.000 dikirimkan ke ITD Unair, BBTKLPP, dan BBLK; masing-masing 5.000 ke RSUD dr. Soetomo dan RSUB; serta 1.000 ke BPOM.
Khofifah melanjutkan kebutuhan kit PCR dibutuhkan karena hasil validitasnya tertinggi. Dengan adanya bantuan itu, diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan hingga 37 hari ke depan dengan kapasitas 1.102 tes usap/hari.
Dirinya berharap, bantuan reagen mempercepat proses tes usap. Pasalnya, kecepatan memengaruhi penanganan pandemi Covid-19 dan dapat membuat masyarakat lebih tenang.