close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) didampingi Walikota Bandung Oded M Danial (kiri) berbincang dengan sejumlah penumpang saat meninjau terminal Leuwipanjang di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5)./ Antara Foto
icon caption
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) didampingi Walikota Bandung Oded M Danial (kiri) berbincang dengan sejumlah penumpang saat meninjau terminal Leuwipanjang di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5)./ Antara Foto
Nasional
Selasa, 07 Mei 2019 22:01

Jumlah pemudik Lebaran 2019 diprediksi meningkat 30%

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah agar seluruh proses mudik Lebaran 2019 berjalan lancar dan kondusif.
swipe

Jumlah pemudik Lebaran 2019 diprediksi meningkat 30%-40% dibandingkan tahun lalu. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah agar seluruh proses mudik Lebaran 2019 berjalan lancar dan kondusif.

"Melihat animo dan keinginan masyarakat untuk mudik, tentunya bersama juga dengan balik, pada tahun 2019 ini, akan terjadi peningkatan 30%-40% dibandingkan tahun lalu," ujar Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Refdi Andri di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/5).

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum diperkirakan mencapai 22,83 juta penumpang.

"Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan menunjukkan ada 4,4 juta penumpang memilih moda transportasi bus," kata Budi Setiyadi saat Rapat Koordinasi Angkutan Lebaran Tahun 2019 Bidang Lalu Lintas bersama Kementerian Perhubungan dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, di Gedung Sate Bandung, Selasa (7/5).

Adapun pemudik yang menggunakan moda transportasi kereta api diperkirakan mencapai 2,4 juta orang. Pengguna pesawat 1,4 juta penumpang, dan 4,3 juta penumpang menggunakan mobil pribadi, sedangkan sepeda motor 940.000 orang.

Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menuturkan, mudik kali ini memiliki tema "Mudik Selamat, Guyub Rukun. Diharapkan masyarakat bisa merasakan mudik secara lebih aman dan nyaman.

Budi mengatakan preferensi mudik melalui jalur darat pada tahun ini akan cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi jalur tol Trans Jawa yang sudah bisa digunakan.

“Ini (preferensi mudik melalui jalur darat) dipicu jalan tol dari Jakarta-Semarang-Solo sampai Surabaya selesai. Jadi, preferensi masyarakat untuk mudik dengan darat ini banyak sekali,” ungkap Budi.

Dengan jumlah pemudik yang diperkirakan mengalami peningkatan, salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa satu jalur pada tanggal dan jam tertentu saat arus mudik maupun balik.

Menurut Refdi Andri, saat arus mudik, rekayasa satu jalur akan diberlakukan di Tol Cibitung km 25 sampai Brebes Barat km 262 pada 31 Mei-2 Juni 2019. Saat balik, kebijakan ini akan diberlakukan di Tol Palimanan km 189 sampai di km 29 atau 25 pada 7-9 Juni 2019.

"Sehingga pergerakan-pergerakan kendaraan, orang dan barang, sekitar Jakarta atau Jakarta tidak terganggu betul dengan adanya one way yang kami berlakukan itu," ujar Refdi.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga  menyediakan helipad untuk kemudahan evakuasi jika terjadi kecelakaan di sepanjang lintas Jawa.

Kepala Sub Bidang Operasional dan Pemeliharaan II BPJT Joko Santoso mengatakan, helipad akan menjadi lokasi parkir helikopter yang akan melakukan evakuasi di kawasan padat jalur mudik 2019. 

“Saat ini kita sudah menyediakan empat helipad di jalur mudik, ditambah dengan satu bandara di Cirebon,” katanya di Hotel Ibis Jakarta, Selasa (7/5). (Ant)

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan