Kantor SAR Bandung menerjunkan dua tim ke lokasi terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) sekitar pukul 13.45 WIB. Kedua tim yang diberangkatkan yakni satu tim dari Kantor SAR Bandung dan satu tim dari FKP3 (Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan).
"Kepala Kantor SAR Bandung, Jumaril memerintahkan pemberangkatan tim penyelamat dari Kantor SAR Bandung setelah sebelumnya menerima informasi gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada pukul 13.21 WIB dengan skala 5.6 SR dan kedalaman 10 KM," kata Humas Basarnas, Yusuf Latif dalam keterangannya, Senin (21/11).
Latif menuturkan, berdasarkan informasi sementara yang dikumpulkan, banyak dilaporkan adanya bangunan runtuh di wilayah Cianjur akibat gempa yang terjadi siang hari tadi.
Hingga saat ini, ujar Latif, tim Siaga Kantor SAR Bandung masih melakukan koordinasi dengan BPBD Cianjur dan Potensi SAR Cianjur terkait dampak gempa. Ada pun tim penyelamat diterjunkan ke tiga kecamatan di wilayah Cianjur.
"Tim penyelamat diberangkatkan menuju Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Cianjur untuk melaksanakan asesmen di lokasi kejadian," ujarnya.
Dalam tugas pertolongan tersebut, dikerahkan juga sejumlah alat utama (alut) yang digunakan tim penyelamat. Di antaranya satu unit truk personel, satu unit compartment, satu set Palsa Ekstrikasi, satu unit Palsar Medis, serta satu set palkom dan APD personel.
Sementara itu, tim Kantor SAR Bandung juga diperkuat dari personel SAR di sejumlah wilayah seperti kantor SAR Jakarta, Semarang, dan Cilacap.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Senin pukul 13.21 WIB.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi itu berada di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekira 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, pada kedalaman 10 km. Tercatat setidaknya terjadi 25 kali gempa susulan.
Imbas dari peristiwa tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sampai saat ini terdapat 46 korban meninggal dunia dan sekitar 700 orang mengalami luka-luka. Jumlah tersebut bertambah dibandingkan sebelumnya yakni 20 korban jiwa per pukul 14.00 WIB.
"Sekarang sudah ada 46 orang yang meninggal dunia dan sudah ada di RSUD Kabupaten Cianjur, dan kurang lebih 700-an orang luka-luka," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan pers daring bersama BMKG, Senin (21/11).
Ada pun 70% korban dilaporkan mengalami luka berat. Suharyanto menyebut korban luka-luka menjalani perawatan di RS Sayang Cianjur, RS Cimacan dan RS Bhayangkara.