Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, menyebut pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata kepada massa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, demi menyelamatkan nyawa pegiat media sosial, Ade Armando.
Fadil mengaku, secara keseluruhan demonstrasi mahasiswa berjalan kondusif. Dia juga menyebut jika aspirasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah diterima oleh pimpinan DPR.
"Kami bersama Pangdam Jaya sampaikan ke masyarakat situasi Ibu Kota kondusif sampai dengan saat ini. Tadi saja sekitar pukul 15.00 (WIB), ada insiden yang mengharuskan kami lakukan tindakan-tindakan menembakan gas air mata guna menyelamatkan nyawa saudara Ade Armando," ujar Fadil dalam konferensi pers di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).
Menurut Fadil, setelah menerima aspirasi mahasiswa, Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan tiga pimpinan DPR, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk Freidrich Paulus, dan Rahmat Gobel langsung masuk ke gedung DPR. Namun demikian, terdapat sekelompok massa yang melakukan tindakan anarkis terhadap Ade Armando.
Melihat itu, kata Fadil, anak buahnya langsung memberikan tindakan terukur dengan menembakan gas air mata. Bahkan, massa disebutnya semakin beringas hingga menyebabkan enam orang anggotanya terluka.
"Ada sekelompok massa yang kami sudah identifikasi lakukan (kekerasan) kepada Ade Armando. Yang bersangkutan dipukul diinjak, terluka di kepala sehingga kami melakukan tindakan-tindakan terukur untuk selamatkan nyawa pada anggota," katanya.
Setelahnya, lanjut Fadil, pihaknya langsung mengamankan situasi dengan mengamankan massa.
Pantauan Aliena.id, kerusuhan pecah tak lama setelah pimpinan DPR Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk dan Rahmat Gobel serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit meninggalkan lokasi demostrasi.
Tak lama, BEM SI juga meninggalkan lokasi. Namun, mereka langsung dilempari sekelompok massa. Kericuhan pun terjadi. Massa mulai melempari aparat dengan batu yang dibalas dengan tembakan gas air mata dan air dari dalam gedung DPR.
Saat itu juga, terjadi penyerangan dan pengeroyokan terhadap Ade Armando. Pegiat media sosial itu tampak babak belur dihajar massa. Polisi yang berusaha menyelamatkan Ade bahkan dilempari massa dengan batu.