Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kualitas udara di Provinsi Riau telah kembali membaik. Hal ini seiring dengan tak adanya hotspot yang berada di wilayah ini.
Satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN yang melakukan pemantauan hotspot wilayah Riau pada 28 Juli pada pukul 16.00 WIB, tidak mendeteksi adanya hotspot (0 titik). Pada pukul 07.00 WIB di hari yang sama, satelit mendeteksi adanya hotspot pada 89 titik dengan 72 titik kategori sedang dan 17 titik kategori tinggi.
Pelaksana harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, pantauan satelit pada Minggu (28/7) sore tidak menunjukkan adanya hotspot di Riau.
"Pantauan kondisi udara di beberapa tempat oleh petugas lapangan juga menunjukkan sudah membaik, nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Minggu (28/7), pukul 18.00 WIB menunjukkan angka 47,29 (baik)," ujar Agus dalam keterangan resminya.
Untuk menanggulangi karhutla di Riau, BNPB dan tim gabungan mengerahkan 17 unit helikopter dikerahkan untuk melakukan water bombing. Kegiatan ini juga diperkuat dengan adanya dua pesawat untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Operasi Siaga Darurat Karhutla di Riau juga melibatkan 1.512 personil gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD dan masyarakat/relawan.
"Terdiri dari 1.000 personel TNI, 200 personel Polri dan 300 an personil gabungan dari BPBD, Manggala Aggni dan Kelompok Masyarakat untuk upaya sosialisasi pencegahan dan pemadaman karhutla," ujarnya.
Agus Wibowo juga mengatakan, BNPB meminta aparat di lapangan untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan pelaku pembakaran dalam upaya penegakan hukum. (Ant)