PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) memutuskan untuk mengarantina produk mereka selama lima hari, setelah dua karyawan yang positif Covid-19 meninggal dunia.
Direktur HM Sampoerna Elvira Lianita dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/5) mengatakan, karantina tersebut dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan Covid-19 yang disarankan European Centre for Disease Prevention and Control atau CDC.
"Selain memastikan mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna memastikan kualitas produk merupakan prioritas perusahaan," ujar Elvira.
Sebagai informasi, European CDC mengatakan Covid-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari empat jam pada tembaga, dan kurang dari 24 jam pada kardus.
Sesuai arahan dan koordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Sampoerna telah menerapkan protokol yang dianjurkan.
Protokol yang dimaksud seperti penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas pabrik, melakukan contact tracing, meminta karyawan melakukan karantina mandiri, melakukan test Covid-19, dan bekerja sama dengan RS setempat.
"Prioritas kami saat ini adalah memastikan keselamatan dan kesehatan para karyawan kami dengan menerapkan protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah. Serta terus berkoordinasi dengan pemerintah dan gugus gugas di tingkat Kota dan Provinsi untuk mencegah penyebaran," kata Elvira.
Menurut Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi, hasil saat ini sudah ada 34 orang karyawan Sampoerna yang dinyatakan positif Covid-19. Jumlah tersebut berasal dari tes polymerase chain reaction atau PCR gelombang pertama terhadap 46 karyawan pabrik rokok tersebut.
Tim gugus tugas juga melakukan tes gelombang kedua terhadap 42 buruh. Hanya saja, hasilnya belum diketahui .
"Setelah yang gelombang pertama, kami juga melakukan tes PCR terhadap 42 orang lainnya yang masuk gelombang kedua. Hasilnya ke luar besok," ujar Joni.
Pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya itu mengungkapkan, dari 323 karyawan yang diperiksa melalui rapid tes, sekitar 160 orang sudah dilakukan tes swab. Namun, hasilnya juga belum keluar.