Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus bertambah. Hingga Sabtu (8/1), sebanyak 414 orang terkonfirmasi terpapar B.1.1.529. Mayoritas di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri kecuali 31 orang yang terpapar akibat transmisi lokal.
"Karena itu, masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri,” ujar Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi, dalam keterangan tertulis, Minggu (9/1) malam.
Kasus penularan Omicron terbanyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Meski telah divaksin dua dosis, varian ini masih tetap dapat menginfeksi.
"Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan (prokes) meski sudah divaksinasi. Jangan sampai tertular dan menularkan," tuturnya.
Berdasarkan sejumlah kajian, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Di Indonesia, pergerakan Omicron terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.
Kemenkes mendorong pemerintah daerah (pemda) memperkuat pengetesan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3T guna meminimalisasi penularan. Selain itu, aktif melakukan pemantauan jika ditemukan klaster-klaster baru serta segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat.
"Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia. Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, di mana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6.000-an menjadi 90.000-an kasus konfirmasi Omicron. Ini yang kita hindari," tutup Nadia.