close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Ist
icon caption
Foto: Ist
Nasional
Jumat, 23 Juni 2023 16:29

Kasus inses di Bukittinggi, Wali Kota: Sudah lama terjadi, tidak ada yang ungkap!

Ada ibu dan anak kandungnya yang melakukan persetubuhan sejak anaknya itu duduk di bangku SMA hingga berusia 28 tahun.
swipe

Wali Kota Bukittinggi Sumatra Barat Erman Safar mengungkap fakta yang mencengangkan bahwa ada sebuah keluarga di wilayahnya yang melakukan inses. Ia pun berjanji akan terus fokus menangani masalah ini.

Fakta fenomena inses yang membuat merinding itu diungkapkan Erman saat sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak di Aula Rumah Dinas Wali Kota, Kamis (23/6). 

Erman mengungkap bahwa baru-baru ini mengetahui ada ibu dan anak kandungnya yang melakukan persetubuhan sejak anaknya itu duduk di bangku SMA hingga berusia 28 tahun.

"Beberapa waktu belakangan, banyak masyarakat Minang kaget dengan maraknya pemberitaan perilaku menyimpang di Bukittinggi. Begitulah faktanya. Kami, Kota Bukittinggi fokus ke permasalahan ini, menyampaikan fakta," kata Erman, Jumat (23/6).

Menurut Erman, prilaku itu sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap. Erman sendiri tidak merinci bagaimana masalah itu bisa ia ketahui. Lebih lanjut ia berharap bahwa semua pihak memberikan perhatian terhadap masalah penyakit masyarakat ini. 

"Ini sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap. Saya memilih untuk mengejar masalah ini, karena kami ingin semua pihak menyadarinya. Kalau urusan (seperti) ini tidak akan selesai kalau hanya di pemerintahan dan Niniak Mamak saja. Butuh peran semua pihak sampai lingkungan terdekat," ujarnya. 

Yang membuat heran, keluarga yang berbuat inses tersebut disebut-sebut warga lingkungannya cukup religius. Dalam satu rumah itu juga terdapat suaminya yang berusia 83 tahun. "Percaya? dunia sudah tua. Bapaknya ada. Satu rumah. Coba bayangin, dunia sudah tua," kata Erman.

Erman mengaku miris masih banyak pihak yang tidak peduli dengan masalah ini. Sementara itu, ia menduga bahwa prilaku menyimpang itu tidak dilakukan warga asli Bukittinggi.

"Untuk diketahui, yang kami amankan ini banyak berasal dari luar Bukittinggi. Kami menolak perilaku ini dan kedatangan mereka untuk melakukan aktivitas kotor mereka di kota kami. Kami akan buru terus," tegasnya.

Erman juga tidak mengungkap latar belakang prilaku inses itu. Apakah suka sama suka, atau ada unsur pemaksaan di salah satu pihak. Atau keterangan lain yang bisa menjelaskan terjadinya perbuatan amoral ini. 

Di lain pihak, diberitakan bahwa Ketua Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Ganggam Solidaritas dan Konselor Adiksi Kementerian Sosial RI Sukendra membenarkan kasus inses tersebut.

Ia mengungkap pelaku inses yang berstatus sebagai anak berusia 28 tahun itu kini sudah dikarantina di bawah pengawasan IPWL. 

"Pelaku awalnya dikarantina karena kecanduan lem," katanya seperti dikutip harianhaluan.

IPWL terus menggali keterangan dari pemuda tersebut dan melakukan asemen kontinu lebih dari tiga kali. Pelaku, katanya, mengakui perbuatannya itu, dan sangat merindukan ibunya.

Disebutkan bahwa IPWL menyimpulkan bahwa perbuatan menyimpang itu dilakukan karena pengaruh zat adiktif dari lem yang dikonsumsi pemuda tersebut.

Secara kejiwaan pun dianggap, pelaku mengalami gangguan. Ini karena ia sudah menggunakan lem sebagai 'narkoba' sejak duduk di bangku SMP.

"Dia sudah 7 bulan kita karantina, setiap hari kita berikan perintah yang sama secara berulang, tidak ada yang mampu dikerjakan," ungkap Sukendra.

Terkait skandal itu, IPWL mengaku baru menerima keterangan dari pemuda tersebut, dan belum mendapatkan keterangan dari pihak keluarga.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan