close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD memberi sambutan pada pembukaan Kongres ke-XXXII HMI di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (1/3).Foto Antara/Jojon/hp.
icon caption
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukkam) Mahfud MD memberi sambutan pada pembukaan Kongres ke-XXXII HMI di Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (1/3).Foto Antara/Jojon/hp.
Nasional
Sabtu, 25 April 2020 15:20

Kasus Ravio Patra, Mahfud MD meminta aktivis hati-hati berbicara

Berbagai elemen masyarakat sipil harus berhati-hati dalam membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif.
swipe

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, sebagai negara demokrasi, pemerintah Indonesia menyadari keniscayaan adanya kritik. Oleh karena itu, ia meminta agar berbagai elemen masyarakat menahan diri tidak mengkritik jika belum ada bukti yang kuat.

“Pemerintah juga sadar bahwa demokrasi itu meniscayakan adanya kritik. Kritik itu tidak dibunuh, tetapi di antara gelombang kritik itu, tidak dapat dipungkiri ada orang yang maunya merusak. Tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif,” ucapnya, dalam sebuah video berdurasi dua menit dua detik yang disebarkan Kemenko Polhukam kepada wartawan, Sabtu (25/4).

Hal itu disampaikan untuk menanggapi kasus penangkapan peneliti kebijakan publik dan pegiat advokasi legislasi, Ravio Patra.

Di sisi lain, ia mengaku gembira mendengar kabar dibebaskannya Ravio setelah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. “Pertama saya mengucapkan turut bergembira karena saudara Ravio Patra dibebaskan sesudah melalui proses-proses yang mengkhawatirkan untuk sebagian orang. Tetapi, mari kita sama-sama belajar,” ujar Mahfud.

Menurut Mahfud, berbagai elemen masyarakat sipil harus berhati-hati dalam membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif. Ia pun mengajak berbagai elemen masyarakat untuk tidak turut membuat kegaduhan.

“Harus jujur lah. Sekarang di tengah masyarakat itu banyak sekali berita yang sangat provokatif, yang mengajak masyarakat ribut. Itu tidak bisa kita ingkari,” tutur Mahfud.

Berkaca dari peristiwa penangkapan Ravio Patra, Mahfud pun mengimbau agar para aktivis dan berbagai elemen masyarakat agar berhati-hati terhadap kejahatan bermodus peretasan. Pasalnya, kejahatan peretasan biasanya dilakukan penjahat brutal, tetapi pandai menyembunyikan diri.

Ia juga berharap agar berbagai elemen masyarakat memahami pentingnya menjaga keamanan akun media sosial dan aplikasi di gawai. “Kita sama-sama harus menjaga negara ini. Saya sama sekali tidak menyalahkan masyarakat sipil yang ramai-ramai membela Ravio, tetapi kita harus berhati-hati. Untuk masyarakat sipil dan aparat, mari kita kerjasama untuk negara ini,” ucapnya.

Seperti diketahui, Direktur Eksekutif SaFE Net Damar Juniarto mengatakan, penangkapan Ravio Patra terkait dengan pesan berantai dari akun Whatsappnya. Namun, akun Whatsapp tersebut sempat diretas.

Ravio Patra ditangkap di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/4), atas dugaan menyebarkan pesan provokasi kericuhan pada 30 April. Koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari SAFEnet, YLBHI, LBH Jakarta, LBH Pers, KontraS, AMAR, ICW, Lokataru, AJAR, Amnesty International Indonesia, ICJR, dan Pusako, memastikan whatsapp milik Ravio Patra diretas.

Ravio Patra baru dibebaskan Polda Metro Jaya pada pagi tadi, pukul 08.30. Ravio masih berstatus saksi.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan