Kecelakaan "adu banteng" KA Turangga-Baraya, faktor human error?
Sebanyak 4 orang meninggal dunia dalam kecelakaan adu banteng antara Kereta Api (KA) Turangga dengan kereta rel listrik Bandung Raya (KRL Baraya) di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada Jumat (5/1) pagi. Mereka adalah masinis KA Baraya, Julian Dwi Setiono; asisten masinis KA Baraya, Ponisan; pramugara KA Turangga, Andrian; dan petugas keamanan, Enjang Yudi.
Sementara itu, 37 orang lainnya terluka. "[Korban luka-luka] dievakuasi ke RSUD Cicalengka, [RS] AMC, Edelweis [Hospital], [RS] Santosa," ucap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo, dalam keterangannya.
Mulanya, KA Turangga relasi Stasiun Surabaya-Bandung dan KRL Baraya relasi Stasiun Padalarang-Cicalengka tengah melintas ke tujuan masing-masing. KA Turangga melaju kencang dari arah timur setelah berhenti sejenak di Stasiun Cipeundeuy dan medan yang dilalui adalah turunan.
Lintasan di Haurpugur-Cicalengka masih jalur tunggal (single track). Lazimnya, dua petak atau jalur antarstasiun dikosongkan ketika KA cepat sedang melaju. Namun, KRL Baraya tetap bergerak sehingga keduanya berbenturan di KM 181 atau antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka. Kala kejadian, KA Turangga mengangkut 287 penumpang, sedangkan KRL Baraya 191 penumpang.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI hingga kini belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan tersebut, yang disebut mirip dengan tragedi Bintaro pada 1987. Namun, Ketua Komisi V DPR, Lasarus, menilai, musibah ini akibat kelalaian pengatur lintasan mengingat jalurnya masih single track.
"Ini lintasan single track, berarti ada kuat dugaan kelalaian pengatur lintasan. Perlu di lakukan investigasi segera. Kuat dugaan human error," katanya dalam kesempatan terpisah.
Anggota Komisi V DPR, Suryadi Jaya Purnama, menambahkan, insiden tersebut merupakan kecelakaan besar kedua di dunia perkeretaapian Tanah Air dalam 6 bulan terakhir. Sebelumnya, Oktober 2023, melibatkan KA Argo Semeru dan KA Argo Wilis di KM 520 antara Stasiun Sentolo-Stasiun Wates, Kulonprogo, DIY.
Ini merupakaan kecelakaan kereta api pertama pada 2024. Sementara itu, sejak 2015 hingga semester I 2023, melansir Perkeretaapin dalam Angka, terjadi 164 kecelakaan, yang terdiri dari tabrakan KA dengan KA, anjlok, terguling, dan terbakar.
Kecelakaan pada 2017 menjadi yang terparah karena mengakibatkan 87 korban jiwa, 79 orang luka berat, dan 86 luka ringan dari 15 insiden. Tidak ada korban luka dan meninggal dunia sejak 2020 hingga semester I 2023.
Investigasi
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menerjunkan tim investigasi, yang terdiri dari Gusnaedi Rachmanas, Aditya WS Yudishtira, dan Yogi Arisandi, ke lokasi kejadian. Investigasi dijadwalkan berlangsung selama 4 hari pada 5-8 Januari 2024.
"Kami sedang melakukan pengumpulan data dan informasi faktual, termasuk keterangan para saksi, sambil menunggu hasil investigasi dan teman-teman investigator di lapangan. Kami akan melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait," tutur Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono.
KNKT, janjinya, bakal bekerja keras guna memastikan hasil penyelidikan memberikan pencerahan yang memadai dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan keselamatan transportasi kereta api di Indonesia. Ia pun memastikan KNKT akan memberikan pembaruan secara berkala kepada masyarakat selama proses penyelidikan.
Selain KNKT, investigasi juga melibatkan berbagai otoritas terkait lainnya. KAI, TNI/Polri, Basarnas, dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub), misalnya.
Sejauh ini, KAI sedang memproses evakuasi kedua rangkaian kereta api tersebut ke stasiun terkedat. Tim teknis lalu memeriksa kondisi kelaikan rel di lokasi kecelakaan.
Pengalihan rute perjalanan
Di sisi lain, kecelakaan ini membuat perjalanan beberapa KA yang melalui jalur selatan, terutama jarak jauh, terganggu. Rutenya sementara tidak melalui petak Jalan Kroya, Banjar, Cicalengka, dan Bandung, tetapi dialihkan melalui Purwokerto, Cirebon, Cikampek, dan Bandung.
Selain itu, perjalanan beberapa KA lainnya dibatalkan. KAI memastikan penumpang mendapatkan pengembalian seluruh biaya tiket.
Perjalanan KA yang dibatalkan:
1. KA 92 (Lodaya) lintas Bandung-Kroya (SF 10 kereta),
2. KA 6 (Argo Wilis) lintas Bandung-Kroya (SF 10 kereta),
3. KA 182 (Baturraden Ekspres) lintas Bandung-Kroya (SF 8 kereta),
4. KA 181 (Baturraden Ekspres) lintas Kroya-Purwokerto (SF 8 kereta),
5. KA 250 (Serayu) lintas Purwokerto-Kroya (SF 7 kereta),
6. KA 251 (Serayu) lintas Kroya-Bandung-Cikampe (SF 7 kereta),
7. KA 252 (Serayu) lintas Cikampek-Kroya (SF 7 kereta),
8. KA 249 (Serayu) lintas Kroya-Purwokerto (SF 7 kereta), dan
9. KA 240 (Pasundan) lintas Kiaracondong-Kroya (SF 8 kereta).
Perjalanan KA yang memutar via Bandung-Cikampek-Kroya:
1. PLB 92BK1 (Lodaya) lintas Bandung-Cikampek (SF 10 kereta),
2. PLB 92BK (Lodaya) lintas Cikampe-Cirebon-Kroya (SF 10 kereta),
3. PLB 6BK1 (Argo Wilis) lintas Bandung-Cikampek (SF 10 kereta),
4. PLB 6BK (Argo Wilis) lintas Cikampek-Cirebon Prujakan-Prupuk-Kroya (SF 10 kereta),
5. PLB 182BK1 (Baturraden Ekspress) lintas Bandung-Cikampek (SF 8 kereta),
6. PLB 182BK (Baturraden Ekspress) lintas Cikampek-Cirebon Prujakan-Prupuk-Purwokerto (SF 8 kereta),
7. PLB 250BK1 (Serayu) lintas Purwokerto-Prupuk-Cirebon Prujakan-Cikampek (SF 7 kereta),
8. PLB 249BK2 (Serayu) lintas Cikampek-Cirebon Prujakan-Prupuk-Purwokerto (SF 7 kereta),
9. PLB 240BK1 (Pasundan) lintas Kiaracondong-Cikampek (SF 8 kereta), dan
10. PLB 240BK (Pasundan) lintas Cikampek-Cirebon Prujakan-Prupuk-Purwokerto (SF 8 kereta).