Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengumpulkan para kepala dinas perhubungan di daerah untuk segera menyikapi peristiwa sering terjadinya musibah kapal laut tenggelam.
"Saya akan perintahkan Menhub untuk kumpulkan para Kadishub daerah untuk bisa mengatasi masalah ini. Kita perlu jaga keselamatan penumpang," ujar Joko Widodo kepada pimpinan media massa lokal di Bandara Lanud Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, dilansir Antara, Selasa (3/7).
Presiden menyatakan hal itu ketika salah seorang pimpinan media massa lokal menyampaikan kabar terbaru peristiwa karamnya kapal penyeberangan KMP Lestari Maju di Perairan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa (3/7) sekitar pukul 14.30 WITA.
Presiden Joko Widodo bersama ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri melakukan kunjungan kerja selama dua hari, sejak Senin (2/7) dengan menggunakan pesawat kepresidenan mendarat di Bandara Lanud Hasanuddin Makassar.
Pada hari itu juga dengan menggunakan helikopter menuju Kota Parepare untuk membagikan sertifikat tanah kepada warga setempat, selanjutnya melakukan perjalanan darat sekitar 20 KM menuju Kabupaten Sidrap untuk meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Dari Sidrap melanjutkan perjalanan darat sekitar 60 KM menuju Kabupaten Wajo sekaligus bermalam dan hari Selasa (3/7) meninjau proyek padat karya dan Bendungan Passeloreng di daerah itu kemudian kembali ke Bandara Lanud Hasanuddin dengan menggunakan helikopter, lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan pesawat kepresidenan.
Joko Widodo sangat prihatin dengan musibah kecelakaan laut yang terjadi akhir-akhir ini, sehingga Presiden akan segera memerintahkan Menteri Perhubungan untuk membicarakan dengan berbagai pihak terkait, terutama dinas-dinas perhubungan di daerah untuk bersama-sama bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan pelayaran dan penumpang.
Menurut Presiden, selain faktor cuaca yang menjadi penyebab musibah kecelakaan laut itu, tetapi juga umumnya disebabkan faktor pelayanan yang tidak disiplin dari pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan di laut.
"Masih banyak masalah yang harus segera dibenahi dalam kegiatan pelayaran ini agar keselamatan penumpang terjamin. Masalah pelayanan masih sering terjadi seperti manifes data penumpang, ketersediaan sekoci, dan faktor pendukung lain yang masih kurang dipatuhi, padahal itu bisa beresiko terhadap keselamatan pelayaran kapal penumpang," ujarnya.
Presiden meminta semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pelayaran rakyat agar disiplin dan taat mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku, serta penuh tanggung jawab untuk melaksanakannya.
"Pengawasan pelayaran rakyat ini sangat penting untuk diperhatikan, sebab kalau terjadi musibah maka harus dipertangungjawabkan. Seperti kasus tenggelamnya kapal rakyat di Danau Toba yang lalu akibat pengawasan yang lemah sehingga kepala dinas perhubungan di daerah itu dinyatakan sebagai tersangka atas terjadinya musibah itu," ujar Joko Widodo.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan bahwa KMP Lestari Maju yang mengangkut penumpang 139 orang sesuai jumlah manifes itu tenggelam di perairan Selayar, Sulawesi Selatan karena kerusakan mesin di lambung kiri kapal, sehingga air masuk ke dek lantai bawah di pantai.
Dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan laut itu.
KMP Lestari Maju yang mengangkut penumpang dan kendaraan dari Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba saat hampir mencapai Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar sekitar setengah jam lagi, mengalami naas di dekat sebuah pulau dan pantai di Desa Bungayya, Kecamatan Bonto Matene, Kabupaten Kepualauan Selayar.
Sementara Tim gabungan dari BPBD Sulsel, SAR, Lantamal VI, Polair dan Pemda Kabupaten Bulukumba dan Kepulauan Selayar tengah melakukan proses evakuasi untuk menyelamatkan penumpang yang terapung-apung di laut lepas dan sebagian disinyalir tenggelam karena tidak mendapatkan pelampung.
Hingga berita disiarkan data yang terhimpun menyebutkan jumlah korban meninggal saat ini sudah mencapai 24 orang. Sedangkan, sebanyak 79 orang ditemukan selamat dan sisanya 41 orang masih belum ditemukan.
Sebelumnya, pada 13 Juni 2018 terjadi peristiwa serupa musibah tenggelamnya kapal rakyat KM Arista di perairan Selat Makassar yang menyebabkan 15 orang meninggal dari jumlah 40 orang penumpang.