close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi garam. Alinea.id/Firgie Saputra
icon caption
Ilustrasi garam. Alinea.id/Firgie Saputra
Nasional
Jumat, 21 Oktober 2022 14:12

Korupsi impor garam, Kejagung geledah 3 tempat milik PT Sumateraco

Kejagung akan gelar perkara kasus impor garam dalam waktu dekat.
swipe

Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (JAM Pidus Kejagung) mengungkapkan, tiga lokasi kembali digeledah terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi impor garam.

Direktur Penyidikan pada JAM Pidsus Kejagung, Kuntadi menyebut, penggeledahan dilakukan di tiga lokasi milik PT Sumateraco. Dari penggeledahan itu disita bukti berupa dokumen dan daftar transaksi.

"Dua di Surabaya, satu di Tangerang," kata Kuntadi kepada Alinea.id, Jumat (21/10).

Menurut Kuntadi, pihaknya juga telah mengantongi alat bukti kuat untuk melakukan penetapan tersangka.

"Dalam waktu dekat, kita akan lakukan gelar perkara," tuturnya.

Untuk diketahui, Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan, perkara ini menunjukkan kerugian garam impor pada sektor industri. Sektor industri menjadi kalah saing akibat impor tersebut.

"Kejaksaan juga melakukan penyidikan kasus perkara dugaan tindak pidana korupsi  penyalahgunaan impor garam industri di Kementerian Perdagangan tahun 2018," kata Burhanuddin di Kejaksaan Agung, Senin (27/6).

Burhanuddin menyebut, pada tahun 2018 Kemendag menerbitkan aturan impor garam industri pada PT MTS, SM, dan PT UI. Mereka menerbitkan aturan itu tanpa melakukan verifikasi sehingga menyebabkan kerugian garam impor industri.

Produksi garam ini yang tadinya khusus diperuntukkan untuk industri kemudian diberi cetakan lain. Pencetakan itu menggunakan stempel SNI.

"Artinya lagi, yang seharusnya UMKM yang mendapatkan rezeki di situ dari garam industri dalam negeri ini mereka garam ekspor dijadikan sebagai industri Indonesia yang akhirnya dirugikan para UMKM. Ini sangat menyedihkan," ujar Burhanuddin.

Burhanuddin menyampaikan, perbuatan tersebut telah menimbulkan kerugian keuangan atau perekonomian negara. Sebab, garam dalam negeri tidak mampu bersaing dengan garam impor. Tentunya akibat kegiatan itu juga mempengaruhi usaha garam milik BUMN.

"Usaha garam milik BUMN tidak sanggup bersaing dengan harga murah yang ditimbulkan tadi," ujar Burhanuddin.

img
Ayu mumpuni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan