Kejaksaan Agung (Kejagung) menyesalkan insiden pengawal Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menebar ancaman penembakan terhadap wartawan. Ancaman terjadi ketika Airlangga hendak masuk ke mobil usai diperiksa di Gedung Bundar Jampidsus Kejagung, Senin (24/7).
"Harusnya tidak ada kata-kata pengancaman seperti itu. Kerumunan dan desak-desakan bagi teman-teman media hal yang biasa dan menjadi tugas keseharian mereka," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Ketut Sumedana, dalam keterangannya, Rabu (26/7).
Menurutnya, kerumunan yang terjadi ketika awak media mengerubungi Airlangga usai diperiksa masih wajar. "Masih dalam tahap-tahap proporsional dan profesional teman-teman media bekerja."
Lebih jauh, Ketut meminta wartawan mengadu apabila ancaman tersebut dilakukan petugas pengamanan dalam (pamdal) Kejagung. Ia memastikan akan ada tindakan tegas terhadap sekuriti yang tidak profesional.
"Petugas kami dilatih untuk sopan santun. Kalau [ancaman] dari kami, tentu harus kami tegur dan ada sanksinya. Kalau ada yang melihat dari kami, akan kami tindak segera. Silakan lapor ke kami, biar dijadikan evaluasi ke depannya," tuturnya.
Diketahui, Kejagung memeriksa Airlangga terkait kasus korupsi persetujuan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya atau mafia migor, Senin lalu. Usai diperiksa, Ketua Umum Partai Golkar itu enggan memberikan komentar dan memilih langsung meninggalkan lokasi.
Merasa butuh pernyataan lebih dalam, awak media pun berbondong-bondong menyemuti Airlangga yang tengah berjalan menuju mobilnya. Sayangnya, para pengawal Airlangga langsung membuat batas guna memastikan bosnya bisa masuk mobil tanpa kendala.
"Woy, buka [jalan]! Gua tembak lu!" kata salah seorang pengawal Airlangga di kerumunan tersebut.
"Siapa itu yang ngomong 'tembak'?" tanya seorang wartawan.
Suara ancaman tersebut tidak terdengar kembali di antara hujan pertanyaan dari para jurnalis. Airlangga pun berhasil masuk ke dalam mobil sebelum akhirnya meninggalkan Kompleks Kejagung.
"Goblok! Goblok, lu!" teriak seorang lainnya dari dalam mobil. Kendaraan yang ditumpangi Airlangga langsung melaju dan meninggalkan awak media.
Sementara itu, Kemenko Perekonomian menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Namun, berdasarkan hasil klarifikasi, membantah adanya protokoler yang menebar ancaman menembak kepada awak media.
"Kami berterima kasih atas kesediaan teman-teman wartawan menunggu sekitar 12 jam pemeriksaan dan kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi usai pemeriksaan," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Persidangan Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, dalam keterangannya, Selasa (25/7).