Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, memastikan keamanan dan keselamatan pengiriman sapi dengan Kapal Ternak. Hal itu sebagai upaya penanganan di tengah pandemi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt Mugen Sartoto mengatakan, para pemilik sapi dianjurkan untuk mengirimkan ternaknya dengan kapal tol laut untuk mengurangi resiko penyebaran virus PMK lewat kontak di jalur darat. Apalagi proses pengiriman hewan ternak terutama menjelang Iduladha dipastikan akan mengalami peningkatan.
"Wilayah asal ternak dari NTB dan NTT dan wilayah tujuan Tanjung Priok dan Jawa Tengah dianjurkan menggunakan Tol Laut agar tidak melewati wilayah Jawa Timur yang menjadi wilayah pandemi PMK," kata Mugen dalam keterangan, Jumat (27/5).
Kapal Angkutan Khusus ternak tetap beroperasi seperti biasa meski pandemi penyakit mulut dan kuku seperti ini. Saat ini Kapal Ternak tengah mengangkut 550 ekor sapi yang berasal dari Bima dan Kupang yang akan dibongkar di Pelabuhan Tj. Priok.
Muatan ternak sapi yang diangkut dengan kapal angkutan khusus ternak sudah melalui tahapan karantina selama 14 hari di pelabuhan muat. Selain karantina, Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Daerah juga telah didapatkan.
Harapannya, hewan ternak yang diangkut benar-benar sehat dan bebas dari wabah PMK. Terlebih, Kemenhub akan mengangkut ternak yang sudah dinyatakan bebas oleh pihak karantina hewan sesuai penetapan yang dilakukan oleh dinas peternakan provinsi.
"Pada prinsipnya Kemenhub akan menyiapkan sarana angkutnya dalam hal ini kapal khusus ternak,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan telah menyiapkan enam unit kapal ternak yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengangkut ternak dengan mengutamakan kesehatan hewan. Dalam hal penentuan pelabuhan singgah Kementerian Perhubungan mendapatkan rekomendasi untuk dijadikan trayek dari Kementerian Pertanian berdasar usulan provinsi di seluruh Indonesia.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kementerian Pertanian dan Sub Koordinator Substansi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Semarang, diketahui jika pemilihan jalur tol laut jadi sarana yang relatif aman untuk menghindari potensi hewan kurban tertular penyakit mulut dan kuku.
"Jalur laut dinilai lebih aman bagi hewan ternak karena dapat meminimalisir kontak fisik dibanding jika dikirim lewat jalur darat. Jadi, proses pengiriman hewan ternak tujuan Jawa Tengah tidak perlu melewati daerah Jawa Timur yang saat ini tengah menjadi episentrum wabah sehingga virus PMK yang ada di Jawa Timur juga tidak akan terbawa sampai ke Jawa Tengah karena tidak ada kontak fisik di darat," tutupnya.
Sebagai informasi, subsidi pengoperasian Kapal Angkutan Khusus Ternak Tahun Anggaran 2022 melayani 6 rute dengan trayek RT-1 dilayani KM. Camara Nusantara 1 yang dioperasikan oleh PT. PELNI, RT-2 KM. Camara Nusantara 3 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Pelangi Tunggal Ika, RT-3 KM. Camara Nusantara 2 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim, RT-4 KM. Camara Nusantara 4 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Pelangi Tunggal Ika, RT-5 KM. Camara Nusantara 6 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim. Kelima kapal ini beroperasi dengan pelabuhan pangkal di Kupang, NTT. Sedangkan satu kapal lagi yaitu RT- 6 KM. Camara Nusantara 5 yang dioperasikan oleh PT. ASDP beroperasi dengan pelabuhan pangkal di Kwandang, Gorontalo. Adapun Realisasi voyage yaitu 39 dan realisasi muatan sebanyak 16.592 ekor sapi pada Mei 2022.