Tim gabungan dari TNI dan Polri terus melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) pascainsiden pembantaian kepada sejumlah pekerja PT Istaka Karya. Untuk mengejar kelompok tersebut, kepolisian membantah menggunakan bom dengan menjatuhkannya dari helikopter.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, menampik kabar adanya penggunaan bom untuk menangkap para KKB. Hal tersebut disampaikannya mengklarifikasi kabar yang beredar soal penggunaan bom dengan helikopter oleh pasukan gabungan.
“Tidak ada serangan udara atau pengeboman yang dilakukan petugas di Kabupaten Nduga. Adapun helikopter yang digunakan adalah untuk mengevakuasi korban selamat dan meninggal dunia yang ditemukan,” kata Ahmad Mustofa Kamal melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Senin, (10/12).
Ahmad menegaskan, penanganan terhadap KKB dilakukan tim gabungan secara profesional. Bahkan, kata Ahmad, proses evakuasi korban yang dilakukan saat ini mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat setempat.
Sementara Kepala BIro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan tak mudah bagi tim gabungan dalam mengejar KKB. Terdapat sejumlah kendala yang dihadapi. Itu antara lain cuaca dan letak geografis wilayah di Kabupaten Nduga, Papua.
“Kondisi geografis dan cuaca menjadi tantangan untuk segera menangkap para anggota KKB. Kondisi geografis sangat luas, lalu faktor cuaca juga menjadi kendala karena cukup ekstrem, sehingga aparat mengalami kesulitan,” ujar Dedi.
Dedi menjelaskan, sampai saat ini tim gabungan TNI dan Polri masih terus melakukan pengejaran. Bahkan pasukan gabungan telah melakukan upaya untuk mempersempit ruang gerak para anggota KKB tersebut.
Tak hanya itu, pasukan gabungan pun telah mengetahui jumlah anggota KKB yang diduga mencapai puluhan orang. Juga soal amunisi yang dimiliki oleh para anggota KKB, pihak TNI dan Polri disebut telah mengetahuinya.
“Kekauatan mereka beberapa puluh orang memiliki beberapa pucuk senjata pabrikan maupun senjata rakitan,” ucap Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, ke depan tidak akan ada operasi khusus yang akan diberlakukan di daerah tersebut. Kendati demikian, operasi rutin tetap akan dilakuka, bahkan ditingkatkan oleh Satgas Papua.