Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menggelar vaksinasi Covid-19 pada malam hari. “Perdana di Jakarta, vaksinasi malam!,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun Instagram @aniesbaswedan, Selasa (10/8).
Dalam akun Instagram-nya itu, sebanyak 10 unggahan foto memperlihatkan Anies sedang meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SDN. Karet 04 Pagi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin (9/8).
Ia pun bercerita saat dunia dilanda wabah Flu Spanyol pada 1918-1919, yang telah merenggut nyawa sekitar 50 juta jiwa. Sementara di Hindia Belanda (Indonesia), Flu Spanyol telah merenggut sekitar 1,3 juta orang.
“COVID-19 hingga hari ini telah merenggut nyawa 4,3 juta orang di seluruh dunia, termasuk 108 ribu rakyat Indonesia. Sebuah kejadian luar biasa, maka perlu cara-cara luar biasa pula untuk mengatasinya. 100 tahun yg lalu belum ada vaksin Flu Spanyol, sementara hari ini kita lebih beruntung karena vaksin COVID-19 sudah ada, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tutur Anies.
Ia mengapresiasi Kecamatan Setiabudi yang mulai melaksanakan vaksinasi pada sore-malam hari. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada malam hari, kata dia, untuk mengakomodasi warga yang tidak bisa meninggalkan kegiatan/ pekerjaannya pada pagi-siang hari.
“Dengan perluasan jam pelayanan vaksinasi ini kami makin optimis, target vaksinasi DKI Jakarta akan tercapai dalam waktu dekat,” tutur Anies.
Sebelumnya, pelaksanaan vaksinasi pada malam hari mencuat pada Ramadan 1442 H lalu, sebagaimana rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih belum yakin masyarakat, khususnya umat Islam, bakal antusias bila vaksinasi Covid-19 digelar di malam bulan puasa.
“Terkait pelaksanaan vaksinasi malam hari apakah kami akan siap, nanti kita akan diskusikan dan matangkan rencananya lebih lanjut, karena kan pengaturannya seperti apa,” ucap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemkes RI Siti Nadia Tarmizi dalam Forum Alinea ‘Peta Jalan Menuju Herd Immunity’.
Kemenkes masih memikirkan akseptabilitas atau penerimaan masyarakat. Sebab, meski pelaksanaan vaksinasi telah dibuka pada siang dan malam hari, dikhawatirkan calon penerima vaksin menolak hadir. Sebab, umat Islam Indonesia juga memiliki kesibukan ibadah di malam hari saat bulan puasa.
“Kami tidak mau nanti kalau justru sudah melakukan vaksinasi di siang hari, malah haru juga melakukan vaksinasi, tetapi siapa yang akan datang jika jam 21.00 WIB melakukan vaksinasi?,” tutur Nadia.