close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah mahasiswa mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (2/5)./AntaraFoto
icon caption
Sejumlah mahasiswa mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (2/5)./AntaraFoto
Nasional
Sabtu, 01 Juni 2019 22:17

Kelompok Cipayung Plus diminta counter paham radikalisme

Oleh karenanya, BPIP mendorong agar Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi memberi izin kelompok Cipayung agar kembali ke dalam kampus
swipe

Staf Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menyarankan agar organisasi ekstra kampus alias kelompok Cipayung Plus yakni, HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, IMM, KMHDI, Hikmahbudhi dan KAMMI diberi peran kembali melakukan kaderisasi di dalam kampus. 

Pengembalian peran itu sangat penting untuk men-counter paham radikalisme yang tumbuh dalam dunia kampus. "Radikalisme itu hanya bisa ditangkal dengan wacana, makanya saya berharap organisasi ekstra itu, baiknya kembali ke kampus untuk mencegah radikalisme," kata Benny kepada Alinea.id, Sabtu (1/6).

Oleh karenanya, Benny mendorong agar Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi memberi izin kelompok Cipayung agar kembali ke dalam kampus, agar mampu menjadi counter naratif menangkal radikalisme.

Agar tak terkesan terlalu bekerja di wilayah politik, Benny menganjurkan agar organisasi ekstra ini juga diberi peran porsi yang jelas, sehingga tidak lupa tugas utamanya. 

"Harus jelas keterlibatan mereka, agar kampus-kampus itu mempunyai peran penting dalam kemahasiswaan. Mereka dihidupkan dan difungsikan sebagai penangkal itu," katanya. 

Hal in diamini oleh Ketua Presidium PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago. Ia mengatakan masuknya organisasi ekstra ke kampus akan menjadi upaya efektif dalam mencegah maraknya radikalisme di kampus.

"Memang jika kita melihat, harusnya Kementerian Pendidikan Tinggi itu, bisa tanggap dengan gejala ini, kami minta agar diberi ruang untuk turut ambil peran," katanya.

Hal hampir senada juga disampaikan Ketua PMII Agus Herlambang. Ia mengatakan mahasiswa saat ini minim sentuhan ekstra, sehingga tak memiliki arah yang jelas, oleh karenanya sangat rentan terpapar radikalisme.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan