Detasemen Khusus atau Densus 88 bersama Polda Sumatera Utara telah menetapkan sebanyak 26 orang sebagai tersangka terkait kasus teror bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto, mengungkapkan kelompok teroris jaringan pelaku peledakan bom Rabbial Muslim Nasution bergerak lewat pengajian-pengajian ekslusif untuk merencanakan aksinya. Selain itu, kelompok tersebut berkonsolidasi melalui peran media sosial. Agus mengaku, pihaknya sudah memonitor terkait kegiatan yang dilakukan kelompok tersebut.
"Namun, selagi mereka tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dan belum melakukan aksi, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Setelah mereka melakukan aksi, kita lakukan pendalaman, ternyata kelompok jaringan ini seperti itu,” kata Agus di Medan, Sumatera Utara, Senin (18/11).
Lebih lanjut, Agus mengatakan, para tersangka yang memiliki kaitan dengan insiden bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan telah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Menurutnya, mereka melakukan aksi amaliyah beberapa waktu lalu menunjukkan eksistensinya setelah kematian pimpinan pimpinan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi yang diganti dengan pimpinan baru.
“Mereka ini berbaiat kepada ISIS, baik Abu Bakar maupun penggantinya. Pascameninggalnya Abu Bakar ini mereka juga ingin menunjukkan eksistensi mereka," katanya.
Sebelumnya, sebanyak tiga terduga teroris yang diduga memiliki kaitan dengan peledakan bom di Mapolrestabes Medan dibekuk. Dari ketiga pelaku yang diamankan, satu di antaranya merupakan bendahara dari jaringan tersebut. Agus mengungkapkan, ketiga pelaku tersebut masing-masing berinisial C, HB dan HI.
“Tiga orang ini adalah orang yang sebelumnya berjanji ketemu dengan tiga pelaku yang kemarin sempat melawan dan baku-tembak di Hamparan Perak,” kata Agus.
Dari hasil interogasi Densus 88, kata Agus, terduga HB dan HI memiliki kemampuan merangkai bom. Menurutnya, terduga HB dan HI ditangkap di wilayah Belawan. “Sedangkan terduga C diserahkan ke polisi atas inisiatif kepala lingkungan,” ujarnya.
Adapun mengenai arus lalu lintas uang yang mengalir pada jaringan kelompok tersebut, Agus mengatakan, polisi masih menyelidiki hal itu. Dia menuturkan, perlu pemeriksaan lebih lanjut kepada terduga pelaku C.
"Hari ini baru kita terima penyerahannya dari kepala lingkungan. Nanti hasil penyidikan akan kami ketahui darimana sumbernya, bagaimana mekanisme kegiatan daripada jaringan ini. Karena pasti ada bendahara tentu ada arus lalu lintas masuk dan keluarnya uang," ujarnya. (Ant)